Rabu 12 Oct 2022 12:31 WIB

Pemerintah Shanghai Pastikan Pasokan Air Normal Usai Rumor Kelangkaan

Penduduk Shanghai bergegas untuk menimbun air kemasan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Petugas keamanan berdiri di lereng bukit setelah membersihkan pengunjung dari dasar sungai kering Sungai Jialing, anak sungai Yangtze, di Kotamadya Chongqing, China barat daya, 20 Agustus 2022. Pihak berwenang di pusat keuangan China kota Shanghai telah memberi tahu warga bahwa pasokan air kota tetap normal.
Foto: AP Photo/Mark Schiefelbein
Petugas keamanan berdiri di lereng bukit setelah membersihkan pengunjung dari dasar sungai kering Sungai Jialing, anak sungai Yangtze, di Kotamadya Chongqing, China barat daya, 20 Agustus 2022. Pihak berwenang di pusat keuangan China kota Shanghai telah memberi tahu warga bahwa pasokan air kota tetap normal.

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Pihak berwenang di pusat keuangan China kota Shanghai telah memberi tahu warga bahwa pasokan air kota tetap normal. Pengumuman ini upaya menghilangkan desas-desus tentang kekurangan dan masalah kualitas yang menyebabkan gelombang kepanikan membeli air di seluruh kota pada Selasa (11/10/2022).

"Produksi dan pasokan air keran normal, dan standar kualitas air telah tercapai," kata pemerintah Shanghai.

Baca Juga

Penduduk Shanghai bergegas untuk menimbun air kemasan di tengah desas-desus bahwa kota itu menghadapi krisis pasokan air. Kelangkaan air terjadi akibat kekeringan panjang di lembah sungai Yangtze tahun ini, serta intrusi air asin di muara sungai.

Aliran balik air laut ke waduk Shanghai yang mulai menipis dimulai pada awal September. Pemerintah Shanghai menyatakan di saluran resmi WeChat pada Selasa malam, perusahaan penyedia air kota memantau dengan cermat situasi dan secara ilmiah membuat penyesuaian aliran air.

Shanghai mengalami gelombang panik pembelian awal tahun ini di tengah kekhawatiran kekurangan makanan dan air yang disebabkan oleh penguncian Covid-19 di seluruh kota yang akhirnya berlangsung lebih dari dua bulan. Warga juga khawatir dengan serangkaian pengumuman pada Selasa, bahwa pasokan air akan terputus di beberapa bagian kota. Namun, juru bicara pemerintah mengatakan di saluran WeChat, itu adalah perbaikan rutin yang terutama ditujukan untuk membersihkan jaringan pipa.

Curah hujan telah turun sebanyak 60 persen di beberapa bagian lembah sungai Yangtze sejak Juli. Kondisi ini memaksa pihak berwenang untuk menyebarkan roket penyemaian awan dan menggali sumur darurat baru untuk memastikan tanaman cukup diairi menjelang panen musim gugur.

Danau Poyang yang menampung aliran sungai Yangtze berada pada tingkat yang paling terkuras dalam catatan. Beberapa waduk di China tengah dilaporkan bulan lalu dalam status kolam mati, artinya  tidak memiliki cukup air untuk mengalir ke hilir.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement