REPUBLIKA.CO.ID, KIEV--Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pasukan Ukraina masih mempertahankan kota strategis Bakhmut. Walaupun berulang kali di serang Rusia. Sementara situasi di wilayah Donbas masih sulit.
Dalam pidato malamnya, Sabtu (15/10/2022) Zelenskyy juga mengatakan rudal-rudal dan drone Rusia masih menghantam kota-kota Ukraina. Menimbulkan kerusakan dan korban jiwa.
Pemerintah Ukraina mengatakan meski pasukannya berhasil merebut kembali ratusan kilometer persegi lahan dalam serangan balik di timur dan selatan negara itu akhir-akhir ini. Tapi progres tampaknya melambat saat pasukan Kiev menghadapi perlawanan yang lebih berat.
Pertempuran semakin intensif terutama di Provinsi Donetsk dan Luhansk yang berbatasan dengan Rusia. Kedua wilayah itu merupakan wilayah industri Donbas yang belum Moskow kuasai sepenuhnya.
Pasukan Rusia berulang kali mencoba merebut Bakhmut yang berada di jalan utama ke arah Kota Sloviansk dan Kramatorsk. Keduanya terletak di wilayah Donetsk. "Pertempuran aktif berlanjut di berbagai daerah di medan pertempuran, situasi sangat sulit masih bertahan di wilayah Donetsk dan Luhansk," kata Zelenskyy.
"Seperti hari-hari sebelumnya (situasi) paling sulit terjadi di arah Bakhmut, kami masih mempertahankan posisi kami," tambahnya.
Terpisah dalam unggahannya di Facebook, Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan pasukannya menghalau 11 serangan terpisah Rusia di dekat Kota Kramatorsk, Bakhmut dan Avdiivka, sebelah utara Donetsk.
Zelenskyy mengatakan dalam dua hari terakhir pasukan Rusia yang menghujani beberapa kota Ukraina dengan rudal jelajah pada Senin (10/10/2022) lalu mengenai target di tujuh wilayah. "Beberapa rudal dan drone ditembak jatuh tapi sayangnya tidak semua, sayangnya terdapat kehancuran dan korban," katanya.
Pada Jumat (14/10/2022) Kiev mengatakan sistem anti pesawat yang dikirimkan Amerika Serikat dan Jerman diharapkan tiba pada bulan ini. Zelenskyy juga mengatakan sejauh ini sejak invasi 24 Februari hampir 65 ribu pasukan Rusia sudah tewas terbunuh, jauh lebih banyak dibandingkan angka Moskow rilis 21 September yang sekitar 5.937. Agustus lalu Pentagon mengatakan jumlah pasukan Rusia yang tewas atau terluka di Ukraina sekitar 70 sampai 80 ribu.