REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY - Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan pada Rabu (19/10/2022) bahwa dia akan membahas masalah keamanan, energi, dan perubahan iklim dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada akhir pekan ini di Perth.
Pertemuan itu, yang akan berlangsung Sabtu (22/10/2022) di ibu kota Negara Bagian Western Australia tersebut, dilakukan saat kedua negara berupaya untuk meningkatkan kerja sama keamanan di tengah kebangkitan militer dan ambisi maritim China. Kedua pemimpin akan mengeluarkan deklarasi bersama yang menekankan pentingnya 'Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka', menurut sumber-sumber pemerintah Jepang.
"Jepang adalah teman dekat dan tepercaya Australia. Kemitraan kami sangat mendasar bagi kepentingan strategis dan ekonomi kedua negara," kata Albanese.
"Saya dan Perdana Menteri Kishida akan membahas cara untuk memperkuat kerja sama kami dan mencapai visi bersama kami untuk Indo-Pasifik yang damai, stabil, tahan iklim, dan sejahtera," ujarnya.
Selama pertemuan, sambil membahas masalah keamanan, kedua pemimpin diperkirakan akan mempertimbangkan langkah-langkah untuk menerapkan perjanjian bilateral akses timbal balik yang ditandatangani pada Januari 2021. Perjanjian itu bertujuan untuk memfasilitasi pengerahan pasukan militer ke negara masing-masing untuk latihan bersama dan operasi bantuan.
Deklarasi bersama itu direncanakan akan menjadi pembaruan dari dokumen yang telah ditandatangani pada 2007 oleh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Perdana Menteri Australia John Howard. Dokumen 2007 itu mengakui 'kepentingan strategis bersama' Jepang-Australia yang diwujudkan dalam aliansi keamanan masing-masing dengan Amerika Serikat.
Kunjungan Kishida ke Australia akan menjadi yang pertama oleh perdana menteri Jepang sejak 2018. Kishida sebelumnya telah merencanakan untuk mengunjungi Australia pada Januari, tetapi lawatan tersebut dibatalkan karena kenaikan kasus Covid-19 di Jepang saat itu.
Menurut para pejabat, isu energi dan perubahan iklim juga akan menjadi agenda utama dalam pertemuan antara Kishida dan Albanese, yang menjabat sebagai PM Australia pada Mei tahun ini. "Ketika Australia berusaha menjadi sebuah negara adidaya berenergi bersih, kami akan tetap menjadi pemasok energi yang stabil dan andal ke Jepang termasuk untuk sumber energi baru seperti hidrogen," kata Albanese dalam pernyataan.
Albanese mengunjungi Jepang pada Mei untuk mengikuti konferensi tingkat tinggi (KTT) Quad, yakni kerangka kerja sama keamanan empat arah yang juga mencakup India dan Amerika Serikat. Pada akhir September, Albanese juga melakukan perjalanan ke Tokyo untuk menghadiri pemakaman kenegaraan Shinzo Abe, yang ditembak mati saat pidato kampanye pemilihan pada Juli.