Kamis 27 Oct 2022 12:15 WIB

Pasien Berlatar Imigran Hadapi Diskriminasi di Belanda

Pasien dengan latar belakang migran termasuk tidak dianggap serius oleh dokter.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Para migran beristirahat di atas Ocean Viking, kapal pencarian dan penyelamatan migran yang dijalankan oleh LSM SOS Mediterranee dan Federasi Palang Merah Internasional (IFCR), Sabtu, 27 Agustus 2022, sekitar 26 mil laut selatan pulau Lampedusa Italia di Mediterania laut. Beberapa profesional kesehatan di Belanda telah melakukan diskriminasi terhadap pasien dengan latar belakang migran.
Foto: AP/Jeremias Gonzalez
Para migran beristirahat di atas Ocean Viking, kapal pencarian dan penyelamatan migran yang dijalankan oleh LSM SOS Mediterranee dan Federasi Palang Merah Internasional (IFCR), Sabtu, 27 Agustus 2022, sekitar 26 mil laut selatan pulau Lampedusa Italia di Mediterania laut. Beberapa profesional kesehatan di Belanda telah melakukan diskriminasi terhadap pasien dengan latar belakang migran.

REPUBLIKA.CO.ID, ROTTERDAM -- Beberapa profesional kesehatan di Belanda telah melakukan diskriminasi terhadap pasien dengan latar belakang migran. Laporan berjudul "Diskriminasi membuat Anda sakit," oleh Science Institute Statera menunjukan, pengalaman pasien dengan latar belakang migran termasuk tidak dianggap serius oleh dokter, sikap negatif dari profesional kesehatan, dan kadang-kadang terpapar rasisme atau diskriminasi terbuka.

Banyak dari pasien ini diperlakukan berbeda karena prasangka, kurangnya pemahaman dan komunikasi, atau hambatan bahasa. Untuk melawan diskriminasi dalam perawatan kesehatan, praktik semacam itu perlu dibuktikan dan diukur, diikuti dengan tindakan yang tepat.

Baca Juga

Laporan yang dikutip dari Anadolu Agency menyatakan, pasien mungkin menerima perlakuan dan sikap yang buruk karena latar belakang migran bahkan ketika tidak memiliki hambatan bahasa dan berpendidikan tinggi. Hasil ini didapat dari wawancara terperinci dengan enam petugas kesehatan profesional dan kuesioner di antara 183 peserta memberikan data untuk penelitian.

Direktur Science Institute Statera Gokhan Coban mengatakan, lembaganya berjuang dengan penelitian ini. Laporan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang diskriminasi terhadap pasien asal migran di sektor kesehatan.

“Setelah diskriminasi oleh kantor pajak Belanda, terlihat adanya diskriminasi di bidang kesehatan atas dasar identitas dan agama,” kata Coban.

Menurut Coban, fenomena ini bisa sangat berbahaya bagi kesehatan pasien. Mereka diperlakukan secara berbeda berdasarkan identitas atau agamanya.

Coban menegaskan,diskriminasi di Belanda telah menjadi lebih umum dalam beberapa tahun terakhir. "Sektor kesehatan perlu menangani masalah ini dengan serius," ujarnya.

Profesional kesehatan dinilai perlu mengenali masalah dan menemukan solusi karena sering kali berpikir tidak bersalah atau tidak menyadari diskriminasi yang dilakukan. "Profesional perawatan kesehatan perlu menerima pelatihan budaya yang lebih baik untuk menyadari perilaku bawah sadar mereka terhadap orang asing," kata Coban.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement