Ahad 30 Oct 2022 18:04 WIB

Eropa Desak Rusia Batalkan Keputusan Penangguhan Kesepakatan Koridor Gandum

Penangguhan kesepakatan koridor gandum dinilai bahayakan rantai pasokan pangan dunia.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Reiny Dwinanda
Dalam foto yang disediakan oleh Kantor Pers Kepresidenan Ukraina, sebuah kapal kargo Polarnet Turki sedang memuat gandum Ukraina di sebuah pelabuhan di wilayah Odesa, Ukraina, Jumat, 29 Juli 2022. Black Sea Grain Initiative memungkinkan Ukraina mengekspor gandumnya melewati pelabuhannya di Laut Hitam yang sekarang dikuasai Rusia.
Foto:

Kemenlu Rusia mengatakan, instruksi terkait telah diberikan kepada perwakilan negara mereka di Joint Coordination Center di Istanbul, Turki. Pusat tersebut bertugas mengawasi lalu lintas pengiriman bahan pangan dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina.

Pada 22 Juli lalu, Rusia dan Ukraina menandatangani kesepakatan koridor gandum di Istanbul. Perjanjian itu ditekan di bawah pengawasan PBB dan Turki.

Dengan perjanjian tersebut, Moskow memberi akses kepada Ukraina untuk mengekspor komoditas biji-bijiannya, termasuk gandum, dari pelabuhan-pelabuhan mereka di Laut Hitam yang kini berada di bawah kontrol pasukan Rusia. Itu menjadi kesepakatan paling signifikan yang dicapai sejak konflik Rusia-Ukraina pecah pada 24 Februari lalu.

Rusia dan Ukraina merupakan penghasil 25 persen produksi gandum dan biji-bijian dunia. Sejak konflik pecah Februari lalu, rantai pasokan gandum dari kedua negara itu terputus.

Ukraina tak dapat melakukan pengiriman karena pelabuhan-pelabuhannya direbut dan dikuasai Rusia, sementara Moskow tak bisa mengekspor karena adanya sanksi Barat. Hal itu sempat memicu kekhawatiran bahwa dunia bakal menghadapi krisis pangan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement