REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Kementerian Kesehatan Somalia mengatakan jumlah korban tewas dalam serangan bom mobil di depan Kementerian Pendidikan di Mogadishu bertambah sehingga totalnya 120 orang. Kelompok teroris al Shabaab bertanggung jawab atas serangan ini.
Serangan mobil ini merupakan yang paling mematikan sejak lima tahun yang lalu. Ketika itu ledakan bom yang ditanam di sebuah truk menewaskan 500 orang lebih.
Dalam serangan terbaru ledakan pertama mengguncang depan kantor Kementerian Pendidikan Somala pada pukul 14:00 pada Sabtu (29/10/2022). Ledakan kedua terjadi dua menit kemudian. Ambulans dan warga sekitar bergegas membantu para korban.
Pada Senin (31/10/2022) Menteri Kesehatan Somalia Ali Haji Aden mengatakan korban jiwa menjadi 120 orang. Lebih dari 150 orang masih dirawat di rumah sakit.
Al Shabaab yang memiliki koneksi dengan al-Qaeda ingin menggulingkan pemerintah dan menjalankan pemerintah ekstrem mereka. Kelompok itu kerap menggelar serang di Mogadishu dan tempat lain.
Kelompok itu tertekan sejak Presiden Hassan Sheikh Mohamud yang dibantu Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya menggelar serangan pada Agustus lalu. Pemerintah itu juga ingin membongkar jaringan keuangan teroris tersebut.
Pakar menilai serangan al Shabaab pekan lalu merupakan yang paling keras dalam beberapa tahun terakhir.