Selasa 01 Nov 2022 09:21 WIB

Pemerintah Korsel Janji Bantu Atasi Trauma Korban Tragedi Itaewon

Tpi hanya keluarga, tetapi banyak orang di lokasi tragedi Itaewon mengalami trauma

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Sebuah jalan kecil di distrik Itaewon ditutup dengan pita kuning setelah terjadi insiden akibat massa berdesakan selama perayaan Halloween, di Seoul, Korea Selatan, 30 Oktober 2022. Menurut Badan Pemadam Kebakaran Nasional, 151 orang tewas dan 82 terluka pada 29 Oktober dalam kerumunan besar pengunjung yang datang untuk merayakan Halloween.
Foto: EPA-EFE/YONHAP SOUTH KOREA OUT
Sebuah jalan kecil di distrik Itaewon ditutup dengan pita kuning setelah terjadi insiden akibat massa berdesakan selama perayaan Halloween, di Seoul, Korea Selatan, 30 Oktober 2022. Menurut Badan Pemadam Kebakaran Nasional, 151 orang tewas dan 82 terluka pada 29 Oktober dalam kerumunan besar pengunjung yang datang untuk merayakan Halloween.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Perdana Menteri Korea Selatan (Korsel) Han Duck-soo mengatakan pada Selasa (1/11/2022) bahwa pemerintah akan secara aktif memberikan dukungan kesehatan mental untuk membantu menyembuhkan trauma usai tragedi Itaewon. Penyebab pasti dari tragedi perayaan Halloween di Itaewon masih diselidiki oleh tim investigasi kepolisian Korsel.

Han mengungkapkan keluarga yang berduka, orang-orang yang terluka dan warga biasa yang terkena dampak tragedi tersebut akan menjalani program perawatan mental yang diselenggarakan pemerintah. Pusat Nasional untuk Bencana dan Trauma dan klinik kesehatan mental di pemerintah kota Seoul akan memberikan perawatan kesehatan mental.

Baca Juga

"Tidak hanya keluarga yang berduka atas kecelakaan itu, tetapi juga banyak orang yang berada di tempat kejadian atau mendengar berita itu mengalami trauma," kata Han seperti dikutip laman Yonhap, Selasa.

Han juga mengatakan pemerintah akan membuat langkah-langkah untuk memastikan keselamatan orang-orang dalam pertemuan besar yang tidak ada penyelenggaranya. Pemerintah telah meminta orang-orang untuk menahan diri dari memposting komentar kebencian atau berbagi rekaman yang mengganggu dan informasi yang belum dikonfirmasi tentang tragedi itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement