Kamis 03 Nov 2022 15:34 WIB

Udara Delhi Masuk Kategori Berbahaya

Indeks kualitas udara menunjukkan lebih dari 800 di beberapa wilayah kota.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
 Sebuah kereta metro bergerak saat kota itu dilanda kabut asap tebal di New Delhi, India, 5 November 2021. Sebanyak 20 juta penduduk Delhi secara efektif menghirup udara dengan kategori berbahaya dan parah pada Kamis (3/11/2022).
Foto: EPA-EFE/HARISH TYAGI
Sebuah kereta metro bergerak saat kota itu dilanda kabut asap tebal di New Delhi, India, 5 November 2021. Sebanyak 20 juta penduduk Delhi secara efektif menghirup udara dengan kategori berbahaya dan parah pada Kamis (3/11/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Sebanyak 20 juta penduduk Delhi secara efektif menghirup udara dengan kategori berbahaya dan parah pada Kamis (3/11/2022). Data dari Komite Pengendalian Polusi Delhi menunjukan, indeks kualitas udara (AQI) lebih dari 800 di beberapa wilayah kota.

Menurut data dari Badan Pengendalian Polusi Pusat, AQI melebihi 450 terjadi di banyak tempat pada pagi hari. Angka lebih dari 400 mempengaruhi orang sehat, dengan dampak serius pada mereka yang memiliki penyakit.

Baca Juga

"Apa yang terjadi dengan polusi udara di Delhi tidak lain adalah kejahatan terhadap kemanusiaan! Ada keruntuhan total pertanggungjawaban!" ujar penulis dan sosialita Suhel Seth di Twitter.

Ibu kota paling tercemar di dunia itu diselimuti kabut asap setiap musim dingi. Kondisi ini karena udara yang dingin dan berat menjebak debu konstruksi, emisi kendaraan, dan asap dari pembakaran tanaman di negara bagian tetangga untuk membersihkan ladang menyambut panen berikutnya.

Suhu yang lebih rendah, angin yang lebih tenang, dan arah yang berubah memperburuk kualitas udara dari waktu ke waktu. Orang tua dan aktivis lingkungan di media sosial menuntut sekolah ditutup.

"Saya tahu anak-anak tidak memilih Anda, tetapi tetap saja, meminta semua menteri utama Delhi (wilayah ibu kota) untuk segera MENUTUP semua sekolah," tulis aktivis lingkungan Vimlendu Jha di Twitter.

"Bukan hal NORMAL untuk bernapas 500+ AQI, bukan untuk anak-anak kita, di mana setiap anak ketiga sudah memiliki beberapa tantangan paru-paru," ujarnya.

Ketua Menteri Delhi Arvind Kejriwal mengatakan di Twitter, bahwa warga Punjab dan Delhi mengambil semua langkah di tingkatnya untuk mengatasi polusi. Partainya juga memerintah Punjab yang merupakan wilayah dengan pembakaran tanaman merajalela.

Ibukota India pada pekan ini menghentikan sebagian besar pekerjaan konstruksi dan pembongkaran untuk mengekang polusi debu. Pemerintah kota mengimbau warga untuk mengurangi perjalanan mobil dan sepeda motor, bekerja dari rumah bila memungkinkan, dan mengurangi penggunaan batu bara dan kayu bakar di rumah.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement