REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pada Jumat (4/11/2022) bahwa Elon Musk membeli platform media sosial Twitter yang kerap melontarkan kebohongan di seluruh dunia. Biden mengungkapkan kekhawatirannya setelah Twitter dibeli Musk belum lama ini.
"Dan sekarang apa yang kita semua khawatirkan: Elon Musk membeli bisnis yang menyebarkan kebohongan di seluruh dunia. Tidak ada editor lagi di AS. Bagaimana caranya kami berharap anak-anak dapat memahami apa yang dipertaruhkan?" kata presiden pada penggalangan dana Demokrat di Rosemont, Illinois, tepat di luar Chicago.
Twitter telah memberhentikan setengah dari tenaga kerjanya setelah Musk resmi memiliki perusahaan tersebut. Namun salah satu pihak menyatakan bahwa angka pengurangan tenaga kerja lebih kecil dalam tim yang bertanggung jawab untuk mencegah penyebaran informasi salah.
Ini pun terjadi di tengah kekhawatiran pengiklan tentang moderasi konten dan menarik kembali pengeluarannya. Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan kepada wartawan sebelumnya bahwa Biden telah menjelaskan tentang perlunya mengurangi ujaran kebencian dan informasi yang salah.
"Keyakinan itu meluas ke Twitter, meluas ke Facebook dan platform media sosial lainnya dimana pengguna dapat menyebarkan informasi yang salah," katanya.
Sedangkan Musk telah berjanji untuk memulihkan kebebasan berbicara sambil mencegah Twitter menjadi media yang penuh kebohongan. Namun pengiklan besar telah menyatakan kekhawatiran tentang pengambilalihannya selama berbulan-bulan.