Sabtu 05 Nov 2022 16:04 WIB

Selama 10 Bulan, 250 Gajah di Kenya Mati Gara-Gara Kekeringan

Kenya mengalami kekeringan terburuk.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Dwi Murdaningsih
Gajah (ilustrasi)
Foto: VOA
Gajah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI - Menteri Pariwisata Kenya Peninah Malonza mengatakan sekurangnya 205 gajah dan banyak satwa liar lainnya mati akibat kekeringan terburuk di Kenya. Menteri mengatakan, angka hewan mati tersebut didata dari Februari hingga Oktober 2022.

"Kekeringan telah menyebabkan kematian satwa liar karena menipisnya sumber makanan serta kekurangan air," ujar Malonza seperti dikutip laman Aljazirah, Sabtu (5/11/2022).

Baca Juga

"14 spesies telah terkena dampak kekeringan," imbuhnya.

Selain gajah mati, 512 rusa kutub, 381 zebra biasa, 12 jerapah, dan 51 kerbau juga mengalami kekeringan selama periode yang sama, beberapa di taman nasional yang menjadi daya tarik wisata utama negara tersebut.

Ada juga 49 kematian zebra Grevy yang langka dan terancam punah. Pada September kelompok konservasi Grevy's Zebra Trust mengatakan bahwa 40 Grevy telah mati hanya dalam periode tiga bulan karena kekeringan, mewakili hampir 2 persen dari populasi spesies.

Angka-angka yang dirilis pada Jumat (4/11/2022) kemungkinan jauh dari komprehensif, kementerian memperingatkan dalam sebuah laporan, mengatakan karnivora bisa melahap beberapa bangkai. "Jadi, ada kemungkinan kematian yang lebih tinggi," kata laporan itu.

Berita tentang jumlah satwa liar di Kenya, dimana pariwisata menyumbang sekitar 10 persen dari output ekonomi dan mempekerjakan lebih dari 2 juta orang, muncul hanya beberapa hari sebelum dimulainya konferensi iklim PBB, COP27. Meskipun curah hujan sporadis akhirnya dimulai di wilayah tersebut, departemen meteorologi Kenya memperkirakan curah hujan di bawah rata-rata untuk sebagian besar negara untuk beberapa bulan mendatang, meningkatkan kekhawatiran bahwa ancaman terhadap satwa liar Kenya belum berakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement