Selasa 08 Nov 2022 12:59 WIB

Korut Bantah Pasok Persenjataan ke Rusia

Korut tak pernah melakukan transaksi senjata dengan Rusia dan tak berencana melakukan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Bendera Korea Utara (Korut) dibawa selama perayaan ulang tahun ke-73 negara itu di Pyongyang, Korea Utara pada 9 September 2021.
Foto: AP Photo/Cha Song Ho
Bendera Korea Utara (Korut) dibawa selama perayaan ulang tahun ke-73 negara itu di Pyongyang, Korea Utara pada 9 September 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG – Korea Utara (Korut) membantah tuduhan yang menyebutnya memasok senjata ke Rusia. Pyongyang menegaskan, mereka tidak pernah melakukan transaksi senjata dengan Moskow dan tak berencana melakukannya di masa mendatang.

"Kami sekali lagi menjelaskan bahwa kami tidak pernah memiliki 'urusan senjata' dengan Rusia dan bahwa kami tidak memiliki rencana untuk melakukannya di masa depan," kata kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA) mengutip wakil direktur urusan luar negeri militer Kementerian Pertahanan Nasional Korut, Selasa (8/11/2022).

Baca Juga

Pekan lalu, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan, pihaknya memiliki informasi yang mengindikasikan Korut memasok senjata ke Rusia. “Informasi kami menunjukkan bahwa Korut secara diam-diam memasok sejumlah besar peluru artileri untuk perang Rusia di Ukraina, sementara mengaburkan tujuan sebenarnya dari pengiriman senjata dengan mencoba membuat sepertinya mereka dikirim ke negara-negara di Timur Tengah atau Afrika Utara,” ucapnya.

Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengindikasikan, sanksi tambahan terhadap Korut atas tindakannya memasok persenjataan ke Rusia sedang dipertimbangkan. “Sama seperti kami menggunakan setiap alat dan akan menggunakan setiap alat untuk melawan penyediaan senjata Iran ke Rusia, kami akan melakukan sama dalam hal penyediaan senjata Korut ke Rusia,” kata Price.

Dia menyadari bahwa saat ini AS sudah menerapkan sanksi berlapis terhadap Korut karena aktivitas uji coba nuklir dan rudal balistiknya. “Kami akan melihat alat dan otoritas tambahan yang mungkin dapat kami adakan untuk melawan aktivitas ini (memasok senjata ke Rusia),” ujar Price.

Akhir pekan lalu, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian untuk pertama kalinya mengakui bahwa negaranya telah memasok drone ke Rusia. Namun dia mengklaim, proses itu terjadi sebelum Moskow memutuskan menyerang Ukraina. “Kami memberikan sejumlah terbatas drone ke Rusia beberapa bulan sebelum perang Ukraina,” kata Amirabdollahian kepada awak media setelah pertemuan di Teheran, Sabtu (5/11/2022).

Pada kesempatan itu, Amirabdollahian turut menyampaikan bahwa Iran sama sekali tidak mengetahui bahwa drone buatan negaranya telah dipakai Rusia dalam pertempuran di Ukraina. “Kami setuju dengan menteri luar negeri Ukraina bahwa mereka menyerahkan kepada kami bukti apa pun yang mereka miliki tentang Rusia yang menggunakan pesawat nirawak Iran di Ukraina,” ucapnya.

Dia menegaskan, Iran tetap berkomitmen pada resolusi konflik di Ukraina. Awal pekan ini Duta Besar Iran untuk PBB Amir Saeid Iravani membantah kabar yang menyebut negaranya memasok drone ke Rusia. Ia menyatakan tuduhan itu sama sekali tak berdasar. Iravani pun menegaskan kembali netralitas Iran dalam konflik di Ukraina.

Dalam sebuah konferensi yang digelar surat kabar Israel, Haaretz, pada 26 Oktober lalu, Volodymyr Zelensky mengatakan, Rusia telah memesan 2.000 drone dari Iran. Drone-drone tersebut kemudian digunakan Moskow untuk menyerang negaranya. “Suara drone Iran yang menjijikan terdengar di langit kami setiap malam. Menurut intelijen kami, Rusia memesan sekitar 2.000 (tipe drone) 'Syahid' dari Iran," ujar Zelensky.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement