Rabu 09 Nov 2022 16:06 WIB

Ukraina Ingin Nasib Pengungsi Anak-Anak Dibahas di KTT G20

Ukraina telah mengumpulkan ribuan laporan tentang anak-anak yang dideportasi ke Rusia

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Seorang anak pengungsi internal yang memegang kucing peliharaan melihat keluar dari bus di pusat pengungsi di Zaporizhia, Ukraina, Jumat, 25 Maret 2022.
Foto: AP/Evgeniy Maloletka
Seorang anak pengungsi internal yang memegang kucing peliharaan melihat keluar dari bus di pusat pengungsi di Zaporizhia, Ukraina, Jumat, 25 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Ukraina berharap penderitaan anak-anak yang dideportasi ke Rusia dibahas dalam pertemuan puncak G20 di Indonesia. Kepala Staf Presiden Volodymyr Zelenskyy, Andriy Yermak, pada Selasa (8/11/2022) mengatakan, Ukraina telah mengumpulkan ribuan laporan tentang anak-anak yang dideportasi ke Rusia.

"Federasi Rusia terus melakukan kejahatan sehubungan dengan anak-anak Ukraina," kata kantor Zelenskyy mengutip Yermak.

Baca Juga

Yermak mengatakan, diskusi tentang pemulangan anak-anak Ukraina harus dimulai pada pertemuan tingkat tinggi G20 yang akan berlangsung pada 15-16 November di Indonesia. Presiden Zelenskyy akan hadir dalam pertemuan itu. Namun kemungkinan besar Zelenskyy hadir secara online atau dari jarak jauh.

Merujuk data Children of War, yaitu sebuah portal tempat negara mengumpulkan laporan tentang dampak perang, 430 anak tewas, 827 terluka, dan 260 menghilang. Sementara 7.343 ditemukan, 10.570 dideportasi dan 96 kembali ke Ukraina invasi Rusia pada Februari lalu.

“Kita benar-benar perlu menarik perhatian dunia atas apa yang terjadi, karena ini adalah genosida mutlak terhadap Ukraina, anak-anak Ukraina, negara kita,” kata Yermak.

Utusan AS untuk PBB mengatakan, pada Juli lebih dari 1.800 anak-anak dipindahkan dari wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia, ke Moskow.  Ukraina ingin deportasi semacam itu diselidiki sebagai kejahatan perang.

Kantor Zelenskyy mengatakan, berdasarkan data Biro Informasi Nasional, sebanyak 10.500 anak telah dideportasi atau dipindahkan secara paksa. Sementara menteri Ukraina yang bertanggung jawab untuk mengintegrasikan kembali wilayah yang diduduki Rusia mencatat, hanya 96 anak yang telah dikembalikan oleh Rusia kepada Ukraina.

Yermak mengatakan, Ukraina dapat mengandalkan bantuan PBB. Tetapi Yermak mengatakan, Ukraina kurang memiliki kepercayaan pada Komite Palang Merah Internasional (ICRC) untuk membantu menyelamatkan pengungsi anak-anak.

“Sayangnya, karena posisi organisasi internasional yang sangat pasif, khususnya ICRC, hari ini kami tidak dapat menentukan jumlah pasti, berapa banyak, dan di mana anak-anak kami berada,” kata Yermak.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement