REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pekerja kereta api metro Prancis menggelar aksi mogok massal pada Kamis (10/11/2022). Akibatnya, sepertiga jalur kereta bawah tanah ditutup dan sebagian besar lainnya hanya bekerja pada jam sibuk.
Serikat pekerja garis keras CGT meminta para pekerja di seluruh negeri untuk melakukan aksi mogok kerja. Sementara serikat pekerja lain belum bergabung untuk melakukan aksi serupa. Sebelumnya imbauan aksi mogok kerja tidak mendapatkan respon dari sejumlah serikat pekerja.
Aksi mogok kerja itu akan berdampak pada operasional kereta api. Selain itu, beberapa guru mungkin tidak bekerja di beberapa sekolah. Ketua serikat pekerja garis keras Solidaires, Murielle Guilbert, mengatakan kepada Reuters, serikat pekerjanya tidak bergabung dengan seruan pemogokan nasional karena tidak merasa ada potensi mobilisasi besar-besaran atas upah. Mereka lebih suka berfokus pada sektor-sektor tertentu.
Pemogokan khusus sektor selama berminggu-minggu yang disebut oleh CGT di TotalEnergies berakhir dengan kesepakatan upah setelah memicu kekurangan pasokan di pompa bensin.
Pemogokan pada Kamis terjadi dalam iklim politik yang tegang karena pemerintah Prancis berulang kali menggunakan kekuatan konstitusional khusus untuk mendorong RUU anggaran 2023 di parlemen tanpa pemungutan suara.
Serikat pekerja juga fokus pada kemampuan Presiden Emmanuel Macron untuk meloloskan reformasi pensiun. Reformasi pensiun ini mendapatkan pertentangan dari sebagian besar serikat pekerja dan dapat memicu protes massal.