Rabu 23 Nov 2022 18:13 WIB

Mahkamah Agung Inggris Tolak Usulan Referendum Kemerdekaan Skotlandia

Parlemen Skotlandia tidak memiliki kekuatan untuk membuat undang-undang referendum.

Rep: Kamran Dikarma/Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Seorang pengunjuk rasa memegang bendera Skotlandia di luar Mahkamah Agung di London, Rabu, 23 November 2022. Mahkamah Agung Inggris pada Rabu memutuskan bahwa Skotlandia tidak memiliki kekuatan untuk mengadakan referendum baru tentang kemerdekaan tanpa persetujuan dari pemerintah Inggris. Putusan tersebut merupakan kemunduran bagi kampanye pemerintah Skotlandia untuk melepaskan diri dari Inggris.
Foto:

Sturgeon telah berjanji bahwa kekalahan di Mahkamah Agung akan berarti SNP bakal bertarung dalam pemilihan umum Inggris berikutnya pada 2024. Hal itu semata-mata pada platform apakah Skotlandia harus merdeka, menjadikannya referendum 'de facto'. Menurut Sturgeon, itu adalah pilihan terakhir.

"Itu bukan preferensi saya. Jika rute yang tepat untuk mempertimbangkan dan memutuskan masalah ini, yang merupakan referendum konstitusional yang sah, diblokir, maka pilihannya sederhana: Kami menyerahkan kasus kami kepada rakyat dalam pemilihan atau kami menyerah pada demokrasi Skotlandia dan saya ingin menjadi sangat jelas hari ini, saya tidak akan pernah menyerah pada demokrasi Skotlandia,” ucap Sturgeon.

Pada Desember 2019, Sturgeon telah mengirim surat kepada mantan perdana menteri Inggris Boris Johnson untuk menggelar referendum kemerdekaan. Dia memang ingin referendum tersebut sah, legal, dan konstitusional. 

photo
Bendera Skotlandia tercermin dalam genangan air di luar Mahkamah Agung, di London, Rabu, 23 November 2022. Mahkamah Agung Inggris memutuskan Rabu bahwa Skotlandia tidak memiliki kekuatan untuk mengadakan referendum baru tentang kemerdekaan tanpa persetujuan Inggris pemerintah. Putusan tersebut merupakan kemunduran bagi kampanye pemerintah Skotlandia untuk melepaskan diri dari Inggris. - (AP Photo/Alberto Pezzali)

Untuk mencapai hal itu, dia memerlukan izin dari Pemerintah Inggris. Namun Boris Johnson dengan tegas menolak mengabulkan permintaan Sturgeon. "Anda dan pendahulu Anda (Alex Salmond) membuat janji pribadi bahwa referendum 2014 adalah pemungutan suara 'sekali dalam satu generasi'," kata Johnson dalam suratnya kepada Sturgeon yang dirilis pertengahan Januari lalu, dikutip laman BBC. 

Menurut Johnson, rakyat Skotlandia memilih dengan tegas janji itu untuk menjaga keutuhan Kerajaan Inggris. Dia mengatakan Pemerintah Inggris akan menjunjung tinggi keputusan demokratis rakyat Skotlandia dan janji yang dibuat pemimpinnya untuk mereka. "Untuk alasan itu, saya tidak bisa menyetujui permintaan transfer kekuasaan yang akan mengarah pada referendum kemerdekaan lebih lanjut," ujar Johnson.

Skotlandia telah menggelar referendum kemerdekaan pada 2014. Saat itu sebanyak 55 persen warga di sana menolak hal tersebut. Sturgeon mengatakan keadaan telah berubah sejak pemungutan suara 2014, terutama karena mayoritas masyarakat Skotlandia memilih untuk tetap berada di Uni Eropa dalam referendum Brexit tahun 2016. Sementara Inggris, secara keseluruhan, memilih untuk hengkang dari Uni Eropa. 

 

 

 

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement