Seorang warga Beijing bermarga Wang menggambarkan kesedihannya saat mendengar tentang "bencana sekunder" yang melibatkan kebijakan Covid-19. Wang mengacu pada insiden di China yang memicu kemarahan di media sosial, termasuk seorang wanita hamil yang mengalami keguguran setelah ditolak masuk ke rumah sakit Xian pada Januari, dan kecelakaan mematikan sebuah bus di Guizhou yang mengangkut orang yang sedang dikarantina, dan seorang anak laki-laki di Lanzhou yang meninggal karena keracunan gas saat menjalani lockdown atau penguncian.
"Semua itu bisa terjadi pada saya atau istri saya," kata Wang kepada Reuters.
Beberapa pengguna Internet menunjukkan solidaritas dengan memposting kotak putih kosong atau foto diri mereka sendiri yang sedang memegang kertas kosong di timeline WeChat atau di Weibo. Pada Ahad pagi, tagar "kertas putih" diblokir di Weibo. Langkah ini mendorong warganet mengkritisi kebijakan penyensoran.
"Jika Anda takut pada selembar kertas kosong, Anda lemah," tulis seorang pengguna Weibo.
Sebelumnya pada 2020 di Hong Kong, para aktivis juga mengangkat lembaran kertas putih kosong sebagai protes untuk menghindari slogan-slogan yang dilarang berdasarkan undang-undang keamanan nasional kota yang baru. Undang-undang ini diberlakukan setelah protes besar-besaran pada 2019. Pengunjuk rasa di Moskow juga menggunakan kertas putih kosong untuk memprotes perang Rusia dengan Ukraina.