Jumat 02 Dec 2022 11:45 WIB

Biden Siap Bicara dengan Putin Jika Ada Niat Hentikan Konflik Ukraina

Rusia menyebut pembicaraan dengan Ukraina tidak mungkin dilakukan karena ditolak.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
FILE - Presiden Joe Biden berbicara dalam pertemuan Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global di KTT G20, 15 November 2022, di Nusa Dua, Bali, Indonesia. Biden memperkuat kebijakan AS yang bertujuan membendung kekerasan seksual di zona konflik perang. Pada Senin, 28 November, dia akan menandatangani memorandum presiden yang akan mengangkat masalah tersebut ke tingkat kemungkinan pelanggaran hak asasi manusia yang serius yang memicu sanksi dan pembatasan lain terhadap pelaku asing.
Foto:

Peskov mengungkapkan, saat ini negosiasi atau pembicaraan tidak mungkin dilakukan karena hal tersebut sepenuhnya ditolak oleh Ukraina. “Operasi militer khusus (Rusia di Ukraina) terus berlanjut,” ucapnya.

Salah satu tuntutan utama Rusia terhadap Ukraina adalah agar negara tersebut tak bergabung dengan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Namun pada 30 September lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah secara resmi mengajukan permohonan aksesi "jalur cepat" aliansi pertahanan tersebut. Hal itu dilakukan setelah Rusia secara resmi menganeksasi empat wilayah Ukraina, yakni Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia.

Sebelumnya Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyampaikan bahwa negaranya tak menolak negosiasi dengan Ukraina. Penolakan semacam itu, kata Lavrov, justru muncul dari Kiev sendiri.

"Kami telah berulang kali mengkonfirmasi melalui presiden kami bahwa kami tidak menolak untuk bernegosiasi. Jika ada yang menolak untuk bernegosiasi, itu adalah Ukraina. Semakin lama (Ukraina) terus menolak, semakin sulit untuk mencapai kesepakatan," kata Lavrov kepada awak media di sela-sela KTT G20 di Bali, 15 November lalu.

 

Lavrov pun menyoroti persyaratan tak realistis yang diajukan Ukraina sebelum memulai negosiasi. Menurutnya, hal tersebut turut menjadi faktor penghambat dimulainya dialog atau perundingan. Diplomat berusia 72 tahun itu juga telah membantah kabar yang menyebut bahwa AS telah membuka jalan agar Rusia dan Ukraina dapat bernegosiasi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement