REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin dan Perdana Menteri China Li Keqiang diagendakan menggelar konferensi video pada Senin (5/12/2022). Peningkatan hubungan bilateral menjadi agenda utama dalam konferensi tersebut.
"Pada 5 Desember 2022, Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin dan Perdana Menteri Republik Rakyat China Li Keqiang akan mengadakan pertemuan rutin ke-27 kepala pemerintahan Rusia dan China dalam format konferensi video," kata Kabinet Menteri Rusia dalam keterangan persnya, Jumat (2/12/2022), dilaporkan kantor berita Rusia, TASS.
Mishustin dan Li diperkirakan akan membahas tentang pengembangan kemitraan komprehensif Rusia-China. Selain itu, mereka pun bakal mendiskusikan kerja sama strategis di bidang investasi, energi, pertanian, transportasi, dan kemanusiaan. Di akhir pembicaraan, Mishustin dan Li diharapkan mengadopsi Komunike Bersama.
Awal pekan ini Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, hubungan negaranya dengan China terus berkembang meskipun situasi dunia tidak stabil. Dia pun mengapresiasi kian eratnya kerja sama bilateral kedua negara, terutama di bidang energi.
“Terlepas dari situasi internasional yang rumit, kemitraan komprehensif serta ikatan interaksi strategis antara Rusia dan China terus berkembang. Industri energi tetap menjadi salah satu bidang kerja sama ekonomi kita yang utama dan berkembang paling cepat,” kata Putin dalam pesannya kepada para peserta the Fourth Russian-Chinese Energy Business Forum, dilaporkan TASS, Selasa (29/11/2022).
Pesan dari Putin itu dibacakan oleh CEO Rosneft Igor Sechin. Menurut Putin, baru-baru ini Rusia dan China berhasil memastikan tingkat hubungan bilateral yang cukup tinggi di bidang energi, mencakup sektor minyak, gas, dan batu bara. Kedua negara pun bekerja secara konsisten untuk mengimplementasikan proyek bersama skala besar di pembangkit listrik tenaga nuklir China dan produksi gas alam cair.
Putin kemudian menyoroti peningkatan peran Russian-Chinese Energy Business Forum dalam memperluas kerja sama bilateral. Hal itu dilakukan dengan menggelar dialog rutin yang melibatkan, tak hanya para pejabat dari kedua negara, tapi juga perusahaan industri terkemuka, lembaga perbankan, dan komunitas pakar.
“Bidang kegiatan forum yang paling penting adalah pembuatan peta investasi kerja sama energi Rusia-China. Pengembangan platform informasi dan analitik yang unik ini tidak diragukan lagi membuka peluang baru untuk implementasi inisiatif komersial yang saling menguntungkan,” kata Putin.
Putin menambahkan, ia mengharapkan agar Russian-Chinese Energy Business Forum dapat melakukan kegiatan yang konstruktif dan bermanfaat. Selain itu, dia berharap gagasan dan usulan yang diajukan oleh para peserta di forum tersebut dapat dimanfaatkan secara praktis.
China adalah mitra dagang utama Rusia. Pada 2021, perputaran perdagangan antara kedua meningkat sebesar 35 persen menjadi senilai 140,7 miliar dolar AS. Pada periode Januari-Oktober 2022, volume perdagangan bilateral kembali melonjak sebesar 27 persen (lebih tinggi dari periode yang sama tahun 2021) menjadi 143 miliar dolar AS.