REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Rusia disebut telah menggunakan persediaan amunisinya dalam jumlah luar biasa memasuki bulan kesepuluh invasi ke Ukraina. Direktur Intelijen AS, Avril Haines, mengatakan bahwa Rusia tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk menambah pasokan amunisinya.
Haines memang tidak menyebutkan angka spesifik tentang jangka waktu habisnya amunisi Rusia. Akan tetapi, ia menekankan itu akan terjadi cukup cepat dan ia meyakini Rusia tengah berupaya mengisi kembali persediaan amunisinya.
"Jumlahnya luar biasa dan keyakinan kami, mereka tidak mampu memproduksi sebanyak yang telah mereka habiskan. Itulah mengapa Anda lihat mereka pergi ke negara lain, secara efektif, berusaha mendapatkan amunisi," kata Haines, seperti dilansir Defense News, Senin (5/12/2022).
Haines mengungkapkan, Rusia memperoleh pasokan amunisi artileri dari Korea Utara walau dalam jumlah tidak banyak. Komentar Haines ini keluar ketika AS mencoba meningkatkan kemampuan produksi amunisi sambil terus memasok senjata ke Ukraina.
Angkatan Darat AS pada pekan lalu memberi Lockheed Martin dengan kontrak senilai 431 juta dolar AS untuk memproduksi lebih banyak peluncur High Mobility Artillery Rocket System (Himars). Peluncur ini akan dikirim ke Ukraina dalam beberapa bulan.