Sebelumnya, Kepala Eksekutif Raytheon Technologies, Greg Hayes, mengemukakan kekhawatiran tentang kecepatan penggunaan amunisi Stinger dan Javelin di Ukraina serta kemampuan industri itu sendiri untuk mengimbangi produksinya. Sementara itu,, Raytheon dan Lockheed Martin masih terus memproduksi sekitar 400 peluncur Javelin per bulan.
Hayes mengatakan, dalam 10 bulan pertama invasi Rusia ke Ukraina, mereka telah menghabiskan persediaan Stinger selama 13 tahun. "Jadi, pertanyaannya, bagaimana kita akan memasok, mengisi kembali persediaan," ujar Hayes.
Haines menyebut, saat ini Rusia sedang berusaha untuk mendapatkan amunisi yang lebih presisi dari Iran. Ia berpendapat, Iran telah menyediakan drone yang akan digunakan Rusia untuk menyerang infrastruktur listrik yang ada di Ukraina.