Ahad 11 Dec 2022 15:02 WIB

AS Larang Diplomat Rusia Kunjungi Makam Tentara Soviet

Izin diperlukan untuk mengakses pemakaman di instalasi AD AS Fort Richardson.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Pejabat Amerika Serikat (AS) melarang diplomat Rusia mengunjungi makam tentara Soviet di sebuah pemakaman di pangkalan militer Alaska.
Foto: AP/Czarek Sokolowski
Pejabat Amerika Serikat (AS) melarang diplomat Rusia mengunjungi makam tentara Soviet di sebuah pemakaman di pangkalan militer Alaska.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat Amerika Serikat (AS) melarang diplomat Rusia mengunjungi makam tentara Soviet di sebuah pemakaman di pangkalan militer Alaska. Kantor berita Rusia TASS pada Ahad (11/12/2022) melaporkan, Kedutaan Rusia di Washington pada Sabtu (10/12/2022) malam mengatakan, sekelompok diplomat Rusia telah mengunjungi Anchorage pada Jumat (10/12/2022) dan Sabtu.

"Sayangnya, otoritas Amerika setempat tanpa penjelasan, tidak mengizinkan diplomat kedutaan untuk mengunjungi Pemakaman Nasional Fort Richardson dan berlutut di depan kuburan pilot dan pelaut Soviet yang meninggal di Alaska pada 1942-1945," ujar laporan TASS mengutip diplomat Rusia Nadezhda Shumova.

Baca Juga

"Upaya untuk mendapatkan akses ke tugu peringatan melalui Departemen Luar Negeri tidak berhasil, catatan diplomatik kedutaan (Rusia) dalam hal ini diabaikan," ujar Shumova menambahkan.

Departemen Luar Negeri AS tidak segera menanggapi permintaan email untuk komentar di luar jam kerja. Izin diperlukan untuk mengakses pemakaman di instalasi Angkatan Darat AS Fort Richardson. Diplomat Rusia telah mengunjungi pemakaman itu di masa lalu.

Sembilan pilot Soviet dan dua personel militer lainnya dimakamkan di pemakaman tersebut. Mereka tewas saat menerbangkan pesawat dari Amerika Serikat ke Uni Soviet sebagai bagian dari program Lend-Lease Perang Dunia Kedua. Lend-Lease adalah upaya, yang dimulai sebelum Amerika Serikat bergabung dalam perang, untuk memasok sekutu dengan material yang dianggap penting untuk pertahanan Amerika Serikat. 

 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement