Senin 12 Dec 2022 11:04 WIB

Kremlin: Hubungan Rusia-Barat Masuk Fase 'Konfrontasi'

Barat masih menekan Rusia dengan sanksi dan mempertahankan dukungan ke Ukraina.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Foto: EPA
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, hubungan antara Rusia dan Barat sudah memasuki fase “konfrontasi”. Hal itu disampaikan saat Barat masih menekan Rusia dengan sanksi dan mempertahankan dukungan mereka terhadap Ukraina.

Dalam sebuah program wawancara di stasiun televisi Rusia, Rossiya-1 TV, Peskov mengatakan, tak ada negara Barat yang mengasihi Moskow. “Tidak ada yang menyayangi kami dan tidak ada yang akan melakukannya. Dan kami tidak membutuhkannya,” ujar Peskov, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS, Ahad (11/12/2022).

Baca Juga

Peskov pun ditanya tentang ke mana arah hubungan antara Rusia dan Barat. Dia menjawab bahwa tak ada pergerakan. “Kita tidak beranjak. Kita telah tiba di stasiun bernama ‘konfrontasi’,” ucapnya.

Karena situasi hubungannya demikian, Peskov mengatakan Rusia harus kuat dan mesti bisa melindungi dirinya sendiri. “Sebab kami harus hidup dalam lingkungan konfrontasi ini,” ujar Peskov.

Pekan lalu Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, risiko pecahnya perang nuklir telah meningkat. “Risiko ini (perang nuklir) meningkat. Mengapa menyangkalnya?” ujar Putin saat berbicara dalam pertemuan Dewan Pengembangan Masyarakat Sipil dan Hak Asasi Manusia (HAM) Rusia, Rabu (7/12/2022).

Pernyataan Putin itu merupakan respons atas komentar yang dibuat Direktur Center of Civil Analysis and Independent Research Grani, Svetlana Makovetskaya. Makovetskaya mengungkapkan, ada sejumlah besar ketakutan sehubungan dengan risiko perang nuklir. Dia pun menyarankan agar Putin, dengan iktikad baik, menyatakan bahwa Rusia, dalam keadaan apa pun, tidak akan menjadi pihak pertama yang menggunakan senjata nuklir.

"Tentang Rusia tidak menjadi yang pertama menggunakan dalam keadaan apa pun, yah, jika senjata nuklir bukan yang pertama digunakan dalam keadaan apa pun, maka senjata nuklir tidak akan menjadi yang kedua juga digunakan. Sebab serangan nuklir di wilayah kita sangat membatasi peluang untuk pakai,” ucap Putin.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement