REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Dokter dan perawat di China yang tertular Covid-19 diminta untuk tetap bekerja, karena rumah sakit dan klinik dibanjiri oleh pasien Covid-19 yang bergejala. Pakar kesehatan mengatakan, pelonggaran aturan Covid-19 secara tiba-tiba di China akan memicu lonjakan kasus parah dalam beberapa bulan mendatang, dan rumah sakit di kota-kota besar sudah menunjukkan tanda-tanda ketegangan.
Reuters tidak dapat segera mendapatkan verifikasi dari rumah sakit mengenai waktu tunggu dan tingkat pemanfaatan tempat tidur. Tetapi foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan pasien di Beijing dan Baoding menunggu berjam-jam untuk mendapatkan perawatan.
Pejabat kesehatan telah merekomendasikan agar orang dengan gejala ringan melakukan karantina di rumah. Pejabat kesehatan juga mengatakan, sebagian besar kasus yang dilaporkan di China memiliki gejala ringan atau tanpa gejala.
"Rumah sakit kami kewalahan dengan pasien. Ada 700, 800 orang yang mengalami demam datang setiap hari," kata seorang dokter bermarga Li di sebuah rumah sakit tersier di Provinsi Sichuan.
"Kami kehabisan stok obat demam dan pilek, sekarang menunggu pengiriman dari pemasok kami. Beberapa perawat di klinik dinyatakan positif (Covid-19), tidak ada tindakan perlindungan khusus untuk staf rumah sakit," kata Li.
Seorang ahli epidemiologi di Universitas Hong Kong, Ben Cowling, mengatakan sumber daya medis yang tidak mencukupi untuk mengatasi kelebihan kasus Covid-19 berkontribusi pada lonjakan kematian di Hong Kong ketika infeksi memuncak awal tahun ini. Dia memperingatkan bahwa hal yang sama juga akan terjadi di China.
"Salah satu alasan kami memiliki tingkat kematian yang tinggi (di Hong Kong) adalah karena kami tidak memiliki sumber daya rumah sakit yang cukup untuk mengatasi lonjakan tersebut. Dan sayangnya, itulah yang akan terjadi dalam waktu sekitar satu atau dua bulan di China daratan," kata Cowling.
Cowling mengatakan, lonjakan kasus orang yang bergejala parah ditambah dengan lonjakan kasus ringan di kalangan lansia yang membutuhkan pemantauan membuat rumah sakit Hong Kong kewalahan. Dia merekomendasikan fasilitas isolasi terpisah untuk lansia dengan kasus ringan.
Media pemerintah Xinhua pada Selasa (13/12/2022) melaporkan, di Beijing sebanyak 50 pasien saat ini dalam kondisi serius atau kritis di rumah sakit karena Covid-19. Pelonggaran pembatasan yang tiba-tiba telah memicu antrean panjang di luar klinik sejak pekan lalu. Ini adalah tanda bahwa gelombang infeksi di China meningkat, meskipun penghitungan resmi kasus baru cenderung lebih rendah karena pihak berwenang mengurangi pengujian.
Sekitar 80 persen staf di beberapa rumah sakit dj Beijing mengalami infeksi Covid-19 dan diwajibkan bekerja karena kekurangan staf.
Beberapa rumah sakit di Beijing memiliki hingga 80 persen staf mereka yang terinfeksi, tetapi banyak dari mereka masih diharuskan bekerja karena kekurangan staf. Seorang dokter di rumah sakit umum besar di Beijing mengatakan kepada Reuters, semua operasi telah dibatalkan kecuali bagi pasien darurat. Sebuah unggahan di platform media sosial Weibo menceritakan pengalaman di bangsal darurat di Rumah Sakit Beijing.
"Mereka yang belum pernah ke unit gawat darurat Rumah Sakit Beijing tidak tahu betapa berantakannya itu," tulis seorang pengguna Weibo bernama Moshang.
Seorang kepala perawat di sebuah rumah sakit di Huashan di Provinsi Anhui China, Wan Ling, menulis di Weibo bahwa banyak rekannya yang terinfeksi relatif serius dan mengalami demam tinggi.
Beberapa dokter dari rumah sakit umum Provinsi Wuhan, Tongji, juga dinyatakan positif Covid-19. Tetapi tidak diizinkan untuk mengambil cuti. Rumah sakit Tongji tidak segera menanggapi permintaan komentar.