Ahad 18 Dec 2022 10:30 WIB

14 Juta Ton Biji-bijian Ukraina Diekspor Melalui Perjanjian Laut Hitam

Ekspor biji-bijian Eropa penting untuk mencegah krisis pangan global.

Awak kapal kargo Med Island, yang datang dari Ukraina dengan muatan gandum, mempersiapkan kapal untuk diperiksa oleh pejabat PBB, saat sedang berlabuh di Laut Marmara di Istanbul, Turki, pada 1 Oktober 2022. Kesepakatan ekspor biji-bijian Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiative akan memprioritaskan negara-negara Afrika yang membutuhkan.
Foto: AP Photo/Khalil Hamra
Awak kapal kargo Med Island, yang datang dari Ukraina dengan muatan gandum, mempersiapkan kapal untuk diperiksa oleh pejabat PBB, saat sedang berlabuh di Laut Marmara di Istanbul, Turki, pada 1 Oktober 2022. Kesepakatan ekspor biji-bijian Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiative akan memprioritaskan negara-negara Afrika yang membutuhkan.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Lebih dari 14 juta ton biji-bijian telah diangkut oleh 556 kapal di bawah perjanjian koridor Laut Hitam yang disepakati oleh Ukraina dan Rusia melalui mediasi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Turki. Hal itu guna mencegah potensi krisis pangan global.

"Pengiriman biji-bijian dari pelabuhan Ukraina terus berlanjut. Hingga hari ini, 556 kapal bermuatan biji-bijian meninggalkan pelabuhan Ukraina, dan 560 kapal pergi ke pelabuhan Ukraina untuk pengiriman," jelas Kementerian Pertahanan Nasional Turki dalam pernyataan pada Sabtu.

Baca Juga

Kesepakatan yang ditandatangani oleh keempat pihak tersebut di Istanbul pada Juli lalu, bertujuan untuk melanjutkan kembali ekspor biji-bijian dari tiga pelabuhan Ukraina yang terletak di Laut Hitam. Kesepakatan itu sempat terhenti sementara akibat perang Rusia-Ukraina sejak Februari.

Pusat Koordinasi Gabungan bersama pejabat dari Rusia, Ukraina, Turki, dan PBB dibentuk Istanbul untuk mengawasi pengiriman.

Kapal pertama yang membawa biji-bijian berangkat pada 1 Agustus 2022 dari Pelabuhan Odesa, Ukraina di bawah kesepakatan bersejarah itu.

Turki, dipuji internasional atas perannya sebagai penengah antara Ukraina dan Rusia, telah berulang kali meminta Kiev dan Moskow untuk mengakhiri perang melalui negosiasi.

sumber : Anadolu/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement