Kamis 22 Dec 2022 08:55 WIB

Pemerintahan Baru Israel telah Terbentuk

PM Netanyahu berhasil membentuk pemerintahan setelah negosiasi yang alot.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Netanyahu mengumumkan bahwa dia telah berhasil membentuk koalisi baru.
Foto: AP Photo/ Maya Alleruzzo
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Netanyahu mengumumkan bahwa dia telah berhasil membentuk koalisi baru.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri terpilih Benjamin Netanyahu pada Rabu (21/12/2022) malam mengumumkan bahwa dia telah berhasil membentuk koalisi baru. Netanyahu menyampaikan pengumuman itu melalui panggilan telepon ke Presiden Isaac Herzog sebelum batas waktu tengah malam. Partai Likud merilis video singkat Netanyahu yang tersenyum dan rekaman percakapan tersebut.

"Saya ingin mengumumkan kepada Anda bahwa berkat dukungan publik yang luar biasa yang kami terima dalam pemilu, saya telah berhasil membentuk pemerintahan yang akan menjaga semua warga Israel," kata Netanyahu.

Baca Juga

Netanyahu berhasil membentuk pemerintahan setelah negosiasi yang alot selama berminggu-minggu negosiasi dengan para mitranya. Netanyahu masih harus menyelesaikan kesepakatan pembagian kekuasaan dengan Partai Likud. Kendati demikian, Netanyahu mengatakan, kesepakatan pembagian kekuasaan akan rampung pada pekan depan. Namun hingga kini tanggal pengambilan sumpah jabatan Netanyahu belum diumumkan.

Netanyahu menghadapi tugas yang sulit di depan.  Dia akan memimpin koalisi yang didominasi oleh mitra sayap kanan dan ultra-Ortodoks yang mendorong perubahan dramatis dan dapat mengasingkan sebagian besar masyarakat Israel. Hal ini meningkatkan risiko konflik dengan Palestina dan menempatkan Israel pada jalur konflik dengan beberapa sekutu terdekatnya termasuk Amerika Serikat dan komunitas Yahudi Amerika.

Netanyahu telah mencapai kesepakatan dengan beberapa tokoh paling kontroversial dalam politik Israel. Salah satunya Itamar Ben-Gvir, yang pernah dihukum karena menghasut rasisme dan mendukung organisasi teroris. Netanyahu menangkat Ben-Gvir menjadi menteri keamanan yang akan menempatkannya sebagai penanggung jawab kepolisian nasional.

Tokoh kontroversial lainnya yang masuk ke dalam jajaran kabinet Netanyahu adalah Bezalel Smotrich. Dia merupakan seorang pemimpin pemukim Tepi Barat yang percaya bahwa Israel harus mencaplok wilayah Palestina yang diduduki. Smotrich menjabat sebagai menteri keuangan dan memegang otoritas luas atas pembangunan pemukiman di wilayah pendudukan Tepi Barat.

Tokoh sayap kanan lainnya yaitu Avi Maoz. Dia adalah kepala faksi kecil agama anti-LGBTQ. Maoz dipercaya  untuk mengatur sistem pendidikan nasional Israel dan wakil menteri yang bertanggung jawab atas "identitas Yahudi". Maoz secara terbuka memusuhi aliran Yudaisme liberal yang populer di Amerika Serikat. 

Dalam pemilihan 1 November, Netanyahu dan sekutunya merebut mayoritas 64 kursi di Knesset yang beranggotakan 120 orang. Netanyahu berjanji untuk segera membentuk koalisi. Tetapi proses membentuk koalisi itu tidak mudah, karena kelompok ultra-Ortodoks dan sayap kanan menuntut jaminan tegas atas ruang lingkup kekuasaan mereka.

Sebelum pemerintah baru mengambil sumpah, Netanyahu mendorong parlemen meloloskan undang-undang baru yang diperlukan untuk memperluas otoritas Ben-Gvir, dan menciptakan posisi menteri baru yang memberikan kekuasaan kepada Smotrich di Tepi Barat. Pada masa lalu, posisi ini dipegang oleh menteri pertahanan.  

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement