Kamis 22 Dec 2022 08:55 WIB

Pemerintahan Baru Israel telah Terbentuk

PM Netanyahu berhasil membentuk pemerintahan setelah negosiasi yang alot.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Netanyahu mengumumkan bahwa dia telah berhasil membentuk koalisi baru.
Foto:

Parlemen juga akan menyetujui undang-undang yang memungkinkan Aryeh Deri menjabat sebagai menteri pemerintah meski sedang menjalani masa percobaan hukuman atas pelanggaran pajak. Deri merupakan seorang politisi veteran yang pernah menjalani hukuman penjara dalam kasus suap.

Sementara itu, kelompok ultra-Ortodoks menginginkan peningkatan subsidi untuk sistem pendidikan otonom mereka. Hal ini telah menuai kritik karena mereka berfokus pada studi agama dan memberikan sedikit keterampilan kepada siswanya untuk dunia kerja. Sedangkan anggota parlemen Likud telah bersaing untuk mendapatkan koleksi penugasan yang berkurang, setelah Netanyahu memberikan banyak pekerjaan penting kepada mitra pemerintahannya.

Netanyahu telah diadili atas dugaan korupsi. Dia sangat ingin kembali menjabat sebagai perdana menteri setelah satu setengah tahun terakhir sebagai pemimpin oposisi.  Dia dan mitranya diharapkan mendorong serangkaian undang-undang yang mengguncang peradilan negara dan berpotensi membebaskan Netanyahu dari tuduhan apa pun.

Netanyahu adalah perdana menteri terlama Israel, dengan total masa jabatan 15 tahun sebelum dia digulingkan tahun lalu. Pemerintahan sayap kanan yang dibentuk Netanyahu telah menjadi sorotan dari pejabat Palestina, serta Amerika Serikat. Mereka khawatir, pemerintahan baru Netanyahu akan meningkatkan eskalasi antara warga Palestina dan pemukim Yahudi. 

Amerika Serikat dan Uni Eropa mengatakan, mereka akan menilai pemerintah baru Israel berdasarkan kebijakannya, bukan kepribadiannya.  Namun dalam pidatonya belum lama ini, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken  mengharapkan Netanyahu dapat menegakkan “nilai-nilai bersama” dan tidak mengambil tindakan yang dapat menghalangi pembentukan negara Palestina.

Mantan anggota Knesset yang sekarang menjadi Presiden Institut Demokrasi Israel, Yohanan Plesner,  mengatakan, dia mengharapkan koalisi yang stabil mengambil alih kekuasaan dalam beberapa hari mendatang. “Adalah kepentingan semua anggota koalisi baru untuk membentuk pemerintahan ini. Semuanya memiliki banyak keuntungan dan banyak kerugian jika tidak dibentuk," ujarnya.

Di dalam negeri, konsesi yang diharapkan Netanyahu untuk ultra-Ortodoks dan rencana untuk merombak sistem hukum negara dapat membuat marah banyak orang di kelas menengah sekuler Israel. Pekan lalu, puluhan eksekutif dari sektor teknologi tinggi menandatangani petisi untuk memprotes koalisi pemerintahan baru Israel. 

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement