REPUBLIKA.CO.ID, LYKOFI -- Ditemani sekumpulan nyamuk, Kapten Polisi Konstantinos Tsolakidis dan tiga penjaga perbatasan lainnya melakukan patroli perahu di sepanjang Sungai Evros. Sungai ini membentuk perbatasan alami antara Yunani dan Turki.
Rute tersebut membawa mereka melewati labirin yang dibentuk oleh alang-alang tinggi, melewati kelompok flamingo. Penjelajah perahu ini mengunjungi cagar alam tempat sungai bertemu dengan Mediterania.
Evros atau disebut Sungai Meric di Turki mengalir melalui salah satu bagian paling terpencil di Eropa. Itu juga menjadi salah satu yang paling termiliterisasi karena Yunani dan Uni Eropa (UE) yang lebih luas berupaya mencegah migran memasuki negara itu dari Turki.
Penjaga perbatasan menggunakan anjing pelacak, pengeras suara, dan lampu sorot yang kuat saat berpatroli. Petugas mengatakan, berbagai insiden yang melibatkan hingga seribu migran sering terjadi dalam satu hari selama musim panas dan awal musim gugur ketika ketinggian air di sepanjang Evros mencapai titik terendah tahunan.
Di daerah yang dikuasai tentara di sisi perbatasan Yunani, UE mendanai dan menguji jaringan pengawasan canggih yang menggunakan perangkat lunak pembelajaran mesin dan serangkaian kamera serta sensor tetap hingga bergerak. Sensor ini bekerja mendeteksi migran yang mencoba melintasi perbatasan.
Kritik terhadap langkah-langkah tersebut menyatakan, Yunani memperketat kebijakan otoriter terhadap migran dan pencari suaka. Negara itu beroperasi di bawah bayang-bayang di daerah perbatasan yang berada di bawah kendali militer dan pemantau sipil di luar ditolak aksesnya.
Polisi dan penduduk di perbatasan Yunani mengatakan, mereka senang tembok itu berfungsi. “Tidak mungkin ditembus,” kata Tsolakidis yang mengawasi patroli di sepanjang bagian selatan perbatasan.
“Itu dibangun di area sepanjang Evros di mana penyeberangan paling sering terjadi. Dan kapasitas pencegahannya 100 persen," ujarnya.
Dalam lonjakan aktivitas pasca-pandemi, menurut otoritas Yunani, lebih dari 250 ribu penyeberangan migran telah dicegah di perbatasan darat antara Yunani dan Turki hingga akhir November. Selama periode yang sama, lebih dari 5.000 orang ditahan setelah menyeberangi sungai.