REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Badai musim dingin Arktik meningkat pada Jumat (23/12/2022) waktu setempat di seluruh Amerika Serikat (AS). Akibatnya lebih dari 1 juta orang tanpa listrik menjelang perayaan Natal.
Poweroutage.us mencatat sekitar 1,5 juta pelanggan listrik, terutama di AS selatan dan timur bermalam tanpa listrik. Departemen transportasi di Dakota Utara dan Selatan, Oklahoma, Iowa, dan di tempat lain melaporkan pemadaman listrik dengan jarak pandang hampir nol, jalan tertutup es, dan kondisi badai salju.
Pemerintah daerah sangat mendesak penduduk untuk tetap berada di dalam rumah. Sebagian besar AS dan Kanada berada di bawah beberapa bentuk peringatan cuaca musim dingin.
Layanan Cuaca Nasional mengatakan nilai udara Arktik dan angin dingin yang berbahaya akan berlanjut di sebagian besar dua pertiga bagian timur negara itu hingga akhir pekan liburan Natal. Salju lebat, angin kencang dan udara yang begitu dingin sehingga langsung mengubah air mendidih menjadi es menguasai sebagian besar negara, termasuk negara bagian selatan yang biasanya beriklim sedang.
Sekitar 240 juta orang Amerika atau 70 persen dari populasi berada di bawah peringatan cuaca. Layanan Cuaca Nasional mencatat suhu akan mencapai -48 derajat Celcius.
Di Hamburg, New York, seorang warga Jennifer Orlando yang berusia 39 tahun menghindari salju bersama suaminya. "Kami berada di bawah larangan mengemudi. Saya tidak bisa melihat ke seberang jalan. Kami tidak ke mana-mana," katanya kepada Channel News Asia, Sabtu (24/12/2022).
Setidaknya dua kematian lalu lintas dilaporkan di Oklahoma pada Kamis. Gubernur Kentucky, Andy Beshear mengkonfirmasi tiga kematian di negara bagiannya.
"Ini adalah bahaya besar di seluruh negara bagian," kata Gubernur New York Kathy Hochul dalam konferensi pers. "Jalanan akan menjadi seperti arena seluncur es dan ban Anda tidak bisa menangani ini," imbuhnya.