Senin 26 Dec 2022 11:33 WIB

Badai Salju Lumpuhkan AS

Cuaca sangat buruk bahkan bagi wilayah yang terbiasa dengan musim dingin yang sulit.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Sebuah pesawat American Airlines mencairkan es saat angin kencang mencambuk sekitar 7,5 inci salju baru di Minneapolis-St. Bandara Internasional Paul Kamis, 22 Desember 2022. Suhu turun jauh dan cepat pada Kamis saat badai musim dingin terbentuk menjelang akhir pekan Natal, menjanjikan salju lebat, es, banjir, dan angin kencang melintasi petak luas negara dan mempersulit perjalanan liburan.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Badai salju melumpuhkan Buffalo, New York di hari Natal. Cuaca buruk musim dingin membuat para pengemudi dan penumpang di mobil-mobil terperangkap. Cuaca juga telah memadamkan listrik ratusan rumah dan menewaskan belasan orang.

Berdasarkan penghitungan stasiun televisi NBC News setidaknya sudah 30 orang tewas dalam insiden yang berkaitan dengan cuaca dingin membekukan di Amerika Serikat (AS). Salju, es dan angin dingin dari badai menerpa wilayah Great Lakes pekan lalu. CNN melaporkan 26 korban tewas dalam insiden yang berhubungan dengan cuaca.

Sebagian besar korban tewas berpusat di dalam dan sekitar Buffalo di pinggir Lake Erie di barat New York. Cuaca salju "efek danau" yang dingin dan berat tercipta karena udara dingin bergerak di atas air danau yang lebih hangat.

Kepala Erie County Mark Poloncarz mengatakan korban tewas akibat badai salju sampai Ahad (25/12/2022) kemarin terkonfirmasi 12 orang.  Angka ini naik tiga dari laporan malam sebelumnya. Korban terbaru ditemukan di dalam mobil dan beberapa di tumpukan salju. Poloncarz menambahkan total korban tewas dapat bertambah.

Meski sudah ada larangan untuk berkendaraan sejak Jumat (23/12/2022) lalu tapi ratusan pengemudi dan penumpang di Erie terjebak di mobil mereka selama akhir pekan. Pasukan Garda Nasional diminta membantu operasi penyelamatan.

"Ini bukan Natal yang kami semua harapkan atau perkirakan, duka terdalam saya pada keluarga yang kehilangan orang-orang tersayang," cicit Poloncarz.

Departemen kepolisian Buffalo meminta bantuan masyarakat dalam upaya penyelamatan dan pencarian. Dalam unggahannya di internet polisi meminta masyarakat "yang memiliki mobil salju dan bersedia membantu"  menelepon saluran yang telah disediakan untuk instruksi selanjutnya.

Cuaca sangat buruk bahkan bagi wilayah yang terbiasa dengan musim dingin yang sulit.

Warga North Buffalo, Christina Klaffka melihat genteng-genteng berterbangan di depan rumahnya. Ia mendengar jendelanya berderit akibat "angin yang seperti badai." Seperti seluruh lingkungan rumahnya, ia tidak memiliki aliran listrik dari Sabtu sore hingga Ahad pagi.

"Televisi saya terus berkedip saat saya mencoba menonton pertandingan Buffalo Bills dan Chicago Beras, saya kehilangan listrik di sekitar kuartal tiga," kata perempuan 39 tahun itu.

Warga North Buffalo lainnya John Burns mengatakan badai dan cuaca ekstrem membuatnya ia dan keluarganya terjebak di rumah mereka selama 36 jam. Ia menggambar cuaca "jahat dan kejam."

"Tidak ada yang keluar, bahkan tidak ada yang membawa anjing mereka jalan-jalan, tidak ada yang terjadi selama dua hari," kata pensiunan 58 tahun itu.

Ia mengatakan hujan salju yang turun sulit untuk diukur, karena angin kencang mengurangi akumlasi antara rumah. Tapi ia membersihkan salju setinggi lima kaki dari depan garasinya.

Gubernur New York Kathy Hochul mengatakan pemerintah Presiden Joe Biden sudah menyetujui permintaannya untuk mendeklarasikan bencana nasional.

Hochul mengatakan sekitar 200 pasukan Garda Nasional dikerahkan ke New York barat untuk membantu polisi dan pemadam kebakaran. Garda Nasional itu menggelar pemeriksaan dan membawa pasokan ke tempat pengungsian.  

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement