Rabu 28 Dec 2022 09:37 WIB

Aturan Semakin Longgar, Warga China Buru-Buru Rencanakan Bepergian

Tidak ada peraturan khusus bagi warga China yang ingin ke luar negeri

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Petugas bandara yang mengenakan pakaian pelindung meminta penumpang untuk menunjukkan formulir keluar pernyataan kesehatan mereka sebelum keberangkatan di Bandara Internasional Ibukota Beijing di Beijing, China, Rabu, 30 November 2022. Menurut Komisi Kesehatan Nasional, China telah melaporkan 37.828 kasus COVID-19 baru pada 29 November, sedikit menurun dari hari sebelumnya, di mana 1.282 kasus baru yang ditularkan secara lokal terdeteksi di Beijing, karena negara tersebut terus menahan wabah di beberapa kota seperti Guangzhou dan Chongqing di selatan.
Foto: EPA-EFE/MARK R.CRISTINO
Petugas bandara yang mengenakan pakaian pelindung meminta penumpang untuk menunjukkan formulir keluar pernyataan kesehatan mereka sebelum keberangkatan di Bandara Internasional Ibukota Beijing di Beijing, China, Rabu, 30 November 2022. Menurut Komisi Kesehatan Nasional, China telah melaporkan 37.828 kasus COVID-19 baru pada 29 November, sedikit menurun dari hari sebelumnya, di mana 1.282 kasus baru yang ditularkan secara lokal terdeteksi di Beijing, karena negara tersebut terus menahan wabah di beberapa kota seperti Guangzhou dan Chongqing di selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Keputusan pemerintah China melonggarkan peraturan Covid-19 diharapkan dapat memulihkan industri pariwisata di negara itu. Tapi negara yang menjadi destinasi wisata turis China tampaknya masih harus menunggu.

Pada Senin (26/12/2022) lalu Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) mengumumkan mulai 8 Januari  kedatangan dari luar negeri tidak lagi wajib menjalani karantina. Tidak ada peraturan khusus bagi warga China yang ingin ke luar negeri tapi langkah ini memudahkan mereka pulang.

Sebelum pandemi Covid-19 China salah satu pasar pariwisata terbesar di dunia. Pada tahun 2019 wisatawan China menghabiskan 127,5 miliar dolar AS di luar negeri.

Maskapai internasional hendak memperluas layanan mereka di Negeri Tirai Bambu. Namun warga dan agen wisata China mengatakan masih butuh waktu agar pariwisata ke luar negeri dapat kembali normal.

"Pengumuman mereka bagus jadi saya dapat membuat rencana dengan serius," kata seorang warga Beijing, Tom Gou, Rabu (28/12/2022).

Namun ia masih menunggu sampai musim gugur atau musim panas tahun depan untuk keluar negeri. Kemungkinan ke Amerika Serikat (AS) untuk mengunjungi kakak perempuannya.

Maskapai AS United Airlines Holdings Inc mengatakan akan mengevaluasi permintaan pasar dan lingkungan operasional. Sebelum mempertimbangkan menambah penerbangan di China Daratan.

Saat ini maskapai itu mengoperasikan empat penerbangan per pekan antara San Francisco dan Shanghai. Maskapai  Lufthansa akan menilai apakah perlu mengubah jadwal penerbangan ke China Daratan setelah perubahan peraturan Covid-19.

"Ini akan berkontribusi pada pemulihan lalu lantas penerbangan internasional antara Eropa dan China," kata maskapai asal Jerman itu.

Juru bicara perusahaan agen pariwisata Jerman, TUI mengatakan perubahan peraturan China akan memberi dampak positif pada penerbangan ke China.

Perusahaan ritel bebas cukai Dufry mengatakan perubahan peraturan diharapkan membawa "dampak positif di bandara yang digunakan warga China" dan ada toko Dufry.

Guo mengatakan ia tidak akan kemana-mana sampai Imlek tahun depan pada akhir Januari. Banyak warga China yang membuat rencana usai pengumuman perubahan peraturan Covid-19.

Data dari perusahaan perjalanan Ctrip menunjukkan setengah jam usai pengumuman itu disampaikan pencarian destinasi pariwisata di luar perbatasan naik 10 kali lipat. Aplikasi Qunar mengatakan pencarian penerbangan internasional naik tujuh kali lipat.

Jepang, Thailand dan Korea Selatan menjadi destinasi paling populer. Tetapi diperkirakan belum akan ada lonjakan perjalanan ke luar negeri.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement