Rabu 28 Dec 2022 22:03 WIB

Penggemar Fashion Ghana Beri Umur Panjang Bagi Pakaian Bekas dari Barat

Gerakan penggemar vintage dapat melawan industri fast fashion.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Gerakan penggemar vintage dapat melawan industri fast fashion dengan memasifkan membeli pakaian bekas.
Foto: EPA-EFE/LEGNAN KOULA
Gerakan penggemar vintage dapat melawan industri fast fashion dengan memasifkan membeli pakaian bekas.

REPUBLIKA.CO.ID, ACCRA -- Saat matahari terbenam di halaman kontainer pengiriman di ibu kota Ghana, Accra, pria dan wanita muda dengan mengenakan Pink Floyd, Grateful Dead, dan kaus tie-dye saling bertukar jaket dan sepatu kets Adidas, sementara penyiar musik memperdengarkan alunan Afrobeat.

Pemandangan itu merupakan gerakan Vintage Gala yang digalangkan oleh anak muda berusia 23 tahun Prince Quist dan James Edem Doe Dartey. Kegiatan ini menyatukan gerakan penggemar vintage muda yang melawan industri fast fashion global dengan mendorong rekan-rekannya untuk berbelanja barang bekas.

Baca Juga

"Jika Anda mengenakan pakaian yang dibuat di masa lalu, Anda membantu lingkungan dengan tidak menggunakan bahan mentah dan hal lain yang diperlukan untuk membuat yang baru," kata Quist yang duduk di depan stan untuk pakaiannya dan Dartey bernama TT Vintage Store.

"Idenya hanya untuk menginspirasi semua orang untuk menghemat vintage, karena barang bekas bukanlah barang kelas dua. Belanja vintage membuat daur ulang menjadi lebih baik," ujarnya.

Ghana menerima sekitar 15 juta item pakaian bekas setiap pekan dari negara-negara Barat dan China. Kiriman ini dalam jumlah besar dan seringkali dengan harga yang sangat miring dengan kualitas yang dipertanyakan. Menurut Or Foundation yang berbasis di Amerika Serikat, sekitar 40 persen dari pengiriman ini pun akhirnya berakhir di tempat pembuangan sampah perkotaan yang besar.

Pengiriman itu akan melewati Kantamanto Accra, salah satu pasar garmen terbesar di benua itu. Bal pakaian bekas dijual berdasarkan kualitas dari pakaian yang dibungkus di dalamnya.

Beberapa jam sebelum matahari terbit beberapa kali dalam seminggu, para penggemar barang antik seperti Quist dan Dartey menyisir tumpukan pakaian impor Kantamanto. Mereka mencari pakaian yang dapat mereka jual kembali di halaman Instagram dengan ribuan pengikut dari Ghana dan luar negeri.

Mereka percaya membeli barang bekas tidak hanya membantu mengurangi dampak lingkungan fashion, tetapi juga memungkinkan mereka dan pelanggannya untuk mengekspresikan gaya unik terlepas dari tren saat ini. Pesan mereka sederhana: beli barang bekas, jadilah berbeda.

"Hilangkan seluruh anggapan bahwa Anda hanya memakai pakaian vintage saat miskin, atau Anda hanya memakai barang bekas saat tidak punya uang," kata kreatif Myra Davis di luar acara Vintage Gala.

"Sudah bertahun-tahun di sini. Mengapa pergi dan menghasilkan lebih banyak ketika tersedia lebih dari cukup untuk Anda?" ujarnya. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement