Ahad 01 Jan 2023 17:25 WIB

130 Jurnalis Palestina Ditahan Oleh Israel Pada 2022

Israel masih menahan 20 jurnalis, termasuk =Mahmoud Issa yang ditahan sejak 1993.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Jurnalis Aljazirah, Shireen Abu Akleh. Israel telah menahan 130 jurnalis Palestina pada 2022.
Foto: Tim infografis Republika
Jurnalis Aljazirah, Shireen Abu Akleh. Israel telah menahan 130 jurnalis Palestina pada 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel telah menahan 130 jurnalis Palestina pada 2022. Prisoner Information Office pada Sabtu (31/12/2022) melaporkan, 20 reporter Palestina masih ditahan.

"Lebih dari 130 jurnalis ditahan pada tahun 2022 karena melanggar semua hukum dan norma internasional yang menjamin kebebasan berpendapat dan berekspresi," kata pernyataan Prisoner Information Office, dilaporkan Middle East Monitor, Sabtu (31/12/2022).

Baca Juga

Dalam sebuah pernyataan, Prisoner Information Office mendokumentasikan 36 pelanggaran Israel terhadap jurnalis Palestina pada Desember. Menurut kelompok tersebut, Israel masih menahan 20 jurnalis, termasuk reporter asal Yerusalem, Mahmoud Issa yang ditahan sejak 1993.

Komite Dukungan Jurnalis yang berbasis di Beirut menyatakan, sebanyak 13 wartawan Palestina terluka oleh pasukan Israel pada Desember. "Wartawan berulang kali diserang oleh pasukan pendudukan dan pemukim Israel," ujarnya.

Setiap 31 Desember, warga Palestina memperingati Hari Jurnalis Palestina. Peringatan ini sebagai pengakuan atas peran mereka dalam merangkul perjuangan Palestina dan hak-hak nasional.

Serangan Israel terhadap jurnalis Palestina meningkat selama tahun lalu. Pusat Palestina untuk Kebebasan dan Pembangunan (MADA) mendokumentasikan 368 insiden terhadap jurnalis Palestina, dengan 155 pelanggaran langsung yang bervariasi antara lain cedera dan pembunuhan.

Tiga wartawan tewas selama perang terakhir di Gaza pada Agustus dan 33 markas media diserang oleh serangan udara. Lebih dari 100 serangan didokumentasikan terhadap jurnalis sejak awal 2022. Sebagian besar terjadi pada April di Yerusalem dan Jenin. 

Salah satu peristiwa kematian jurnalis yang menjadi sorotan global adalah tertembaknya Shiren Abu Akleh. Jurnalis veteran Aljazirah ini terbunuh pada Mei saat meliput serangan tentara Israel di Kota Jenin, di wilayah pendudukan Tepi Barat. Dia ditembak di kepala oleh pasukan Israel. 

Abu Akleh mengenakan rompi antipeluru dengan tulisan "Press" ketika tertembak. Menurut Jaksa Agung Palestina, peluru yang menembus kepala Abu Akleh yaitu kaliber 5,56 mm dan ditembakkan dari senapan sniper semi-otomatis Ruger Mini-14. Warga Palestina mengatakan, senjata api ini biasanya digunakan oleh pasukan Israel. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement