Senin 02 Jan 2023 14:52 WIB

Kaisar Jepang Beri Pidato Akhir Tahun Pertama Sejak Pandemi

Penampilan Kaisar di muka umum dilakukan setelah Jepang melonggarkan peraturan Covid

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Kaisar Jepang Naruhito memberikan pidato Tahun Baru pertama dalam tiga tahun. Penampilan Kaisar di muka umum dilakukan setelah Jepang melonggarkan peraturan pembatasan sosial.
Foto: AP/Eugene Hoshiko
Kaisar Jepang Naruhito memberikan pidato Tahun Baru pertama dalam tiga tahun. Penampilan Kaisar di muka umum dilakukan setelah Jepang melonggarkan peraturan pembatasan sosial.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Kaisar Jepang Naruhito memberikan pidato Tahun Baru pertama dalam tiga tahun. Penampilan Kaisar di muka umum dilakukan setelah Jepang melonggarkan peraturan pembatasan sosial.

"Penyebaran virus Corona telah menyulitkan banyak orang, tapi saya sangat senang dapat menyapa anda lagi," kata Naruhito pada massa yang berkumpul  di depan Istana Kekaisaran, Tokyo, Senin (2/1/2023).

Baca Juga

"Kami telah menghadapi banyak kesulitan, tapi saya mengharapkan perdamaian dan Tahun Baru yang baik bagi semuanya, dan di awal tahun, saya berdoa untuk kebahagiaan rakyat Jepang dan seluruh dunia," tambahnya.

Naruhito yang berusia 62 tahun, ditemani anggota kekaisaran lainnya, seperti Permaisuri Masako 59 tahun dan ayahnya Kaisar Emeritus Akihito, 89 tahun yang turun tahta pada tahun 2019. Badan Kekaisaran mengatakan putri Kaisar, Aiko, 21 tahun berpartisipasi untuk pertama kalinya.

Sekitar 9.600 orang yang dibagi ke dalam enam kelompok berkumpul di depan Istana. Mereka terpilih untuk menghadiri acara Tahun Baru dengan lotre.

Jumlah orang yang hadiri dalam pidato akhir tahun kali ini lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelum pandemi yang mencapai puluhan ribu orang. Pada November lalu Jepang memasuki gelombang kedelapan infeksi virus corona.

Kasus infeksi harian Covid-19 saat itu mencapai 100 ribu lebih. Sejak awal pandemi Jepang sudah mencatat sekitar 30 juta kasus infeksi dan hampir 60 ribu kasus kematian.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement