REPUBLIKA.CO.ID, BETHLEHEM -- Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan, pasukan Israel telah membunuh seorang anak di Kota Bethlehem, Tepi Barat yang diduduki pada Selasa (3/1/2023). Anak itu bernama Adam Essam Shaker Ayyad yang masih berusia 15 tahun.
Dia meninggal usai ditembak di bagian dadanya oleh tentara pendudukan Israel selama agresi di Bethlehem saat fajar hari ini. Penembakan ini diawali ketika pasukan Israel memasuki Dheisheh, yang terletak di selatan Tepi Barat yang diduduki, untuk menyerbu dan menggeledah rumah.
Pasukan Israel saat itu diadang rakyat Palestina tetapi kemudian tentara Israel menembakkan peluru logam berlapis karet dan peluru tajam, di antara persenjataan lainnya. Namun militer Israel berdalih dengan mengeklaim adanya batu dan bom molotov yang dilemparkan warga Palestina ke petugas polisi perbatasan selama operasi di kamp pengungsi Dheisheh di Bethlehem.
"Pasukan menembak ke arah pelempar bom molotov yang mempertaruhkan nyawa mereka, serangan teridentifikasi," kata tentara dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir The New Arab, Selasa (3/1/2023).
Ayyad sudah menjadi orang Palestina ketiga yang dibunuh pasukan Israel di Tepi Barat sejak awal tahun ini. Senin kemarin, pasukan Israel membunuh dua pria Palestina di kota utara Jenin.
Peristiwa itu terjadi ketika mereka menghancurkan rumah dua orang Palestina yang dituduh membunuh seorang tentara Israel pada September. Lebih dari 150 warga Palestina dan 26 warga Israel tewas tahun lalu di Tepi Barat dan Israel, termasuk Yerusalem Timur, yang dianeksasi secara ilegal oleh Israel.
Pada Desember lalu, PBB mengatakan, 2022 adalah tahun paling mematikan di Tepi Barat sejak pencatatannya dimulai pada 2005. Di sisi lain, pelantikan pekan lalu terhadap pemerintahan kanan jauh dalam sejarah Israel, yang dipimpin Benjamin Netanyahu, telah memicu kekhawatiran akan eskalasi militer di wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak Perang Arab-Israel 1967.
Dua dari mitra koalisi ekstrem kanan Netanyahu telah mengambil alih kekuasaan kritis terkait Tepi Barat. Bezalel Smotrich memegang portofolio untuk kebijakan permukiman Israel di wilayah tersebut. Sedangkan Itamar Ben-Gvir menjabat menteri keamanan nasional dengan kekuasaan atas pasukan polisi perbatasan yang beroperasi di sana. Keduanya memiliki sejarah atas pernyataan yang menghasut tentang Palestina.