REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Marina Silva dilantik sebagai menteri lingkungan baru Brasil. Dia mengecam penghapusan kebijakan lingkungan di bawah pemerintahan sebelumnya.
Aktivis hutan hujan Amazon ini sebelumnya menjabat pemimpin lembaga itu pada 2003-2008. Namun, ketika itu dia mengundurkan diri, menyusul perselisihan kebijakan dengan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva.
Selama pidato di Istana Planalto di ibu kota Brasilia, Silva berjanji memperjuangkan deforestasi nol serta menjunjung tinggi komitmen iklim dan lingkungan internasional. Dia juga berjanji membuat sejumlah sekretariat untuk melindungi lingkungan Brasil.
Silva memulai pidatonya dengan berterima kasih kepada Lula dan para pemilih. Dia menggambarkan situasi yang diwarisi sebagai mungkin salah satu momen tersulit dalam sejarah negara itu.
“Rakyat Brasil memiliki kebijaksanaan, keberanian, dan kearifan untuk menghentikan barbarisme, untuk tidak membiarkan Brasil jatuh ke dalam jurang," ujar Silva, dikutip dari Anadolu Agency.
Silva juga mengecam penggundulan hutan yang katanya telah merusak negara. "Apa yang kami alami di tahun-tahun yang telah berlalu adalah ketidakpedulian total terhadap warisan lingkungan Brasil," ujarnya.
"Unit konservasi kami diserang oleh orang-orang yang merasa diberi wewenang oleh tingkat pemerintahan tertinggi," kata Silva menggambarkan proses tersebut sebagai pelemahan badan lingkungan.
Menteri lingkungan hidup itu juga memberikan penghormatan kepada pakar pribumi Brasil Bruno Pereira dan jurnalis Dom Philips yang dibunuh di Lembah Javari pada Juni tahun lalu. Pada 30 Desember, Silva ditunjuk menjadi menteri lingkungan bersama Sonia Guajajara yang menjadi menteri masyarakat adat pertama di negara itu.