Selasa 17 Jan 2023 07:42 WIB

Rusia Siap Hancurkan Armada Tank Barat di Ukraina

Inggris berjanji akan mengirim 14 tank Challenger 2 ke Ukraina.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
 Foto tak bertanggal ini disediakan Kamis 5 Januari 2023 oleh Angkatan Darat Prancis menunjukkan tank RC AMX-10. Prancis mengatakan Rabu 4 Januari 2023 akan mengirim tank ringan AMX-10 RC buatan Prancis ke Ukraina, tank pertama dari negara Eropa Barat, menyusul panggilan telepon sore hari antara Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Foto: AP/Jeremy Bessat/Armee de Terre via AP
Foto tak bertanggal ini disediakan Kamis 5 Januari 2023 oleh Angkatan Darat Prancis menunjukkan tank RC AMX-10. Prancis mengatakan Rabu 4 Januari 2023 akan mengirim tank ringan AMX-10 RC buatan Prancis ke Ukraina, tank pertama dari negara Eropa Barat, menyusul panggilan telepon sore hari antara Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Rusia sesumbar akan menghancurkan tank-tank yang dikirim Barat untuk Ukraina. Moskow menyebut, pasokan persenjataan Barat untuk Kiev tidak akan mengubah situasi di medan perang, tapi hanya memperpanjang pertempuran.

“Operasi militer khusus akan terus berlanjut. Tank-tank ini terbakar dan akan terbakar,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada awak media, Senin (16/1/2023).

Baca Juga

Dia pun menyinggung tentang rencana beberapa negara Barat seperti Inggris dan Polandia yang hendak mengirim bantuan tank ke Ukraina. “Itu tidak akan mengubah situasi di lapangan, hanya akan memperpanjang cerita ini,” ujar Peskov.

Akhir pekan lalu, Inggris berjanji akan mengirim 14 tank Challenger 2 ke Ukraina. Jika terealisasi, Inggris bakal menjadi negara Barat pertama yang memasok tank berat menyusul permintaan Kiev. Sementara itu Polandia telah mengisyaratkan bersedia mengirim tank Leopard ke Ukraina. Awal bulan ini Prancis juga berjanji akan mengirim tank AMX-10 RC.  

Akhir pekan lalu, Sekretaris Jenderal Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg menyampaikan bahwa Ukraina membutuhkan lebih banyak pasokan senjata. Ukraina telah berulang kali menyerukan Barat agar meningkatkan bantuan persenjataan untuk mereka.

Rusia telah mengutuk pengiriman senjata Barat ke Ukraina. Moskow pun menegaskan bahwa keberadaan persenjataan bantuan Barat di Ukraina merupakan target sah dalam pertempuran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement