Jumat 20 Jan 2023 20:09 WIB

Data 37 Juta Konsumen AS Dicuri Peretas

Data yang dicuri peretas merupakan data pelanggan T-Mobile.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Pencurian data, ilustrasi
Pencurian data, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Operator nirkabel Amerika Serikat (AS), T-Mobile, mengatakan, jaringannya telah diretas pada akhir November 2022 lalu. Peretas berhasil mencuri data 37 juta pelanggan perusahaan tersebut.

Dalam keterangannya ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS, T-Mobile mengungkapkan, peretasan terhadap jaringannya baru diketahui pada 5 Januari lalu. T-Mobile menyampaikan, data yang dicuri peretas tidak termasuk kata sandi, rekening bank atau kartu kredit, nomor jaminan sosial, atau nomor kepemerintahan lainnya.

Baca Juga

"Penyelidikan kami masih berlangsung, tetapi aktivitas jahat tampaknya telah sepenuhnya diatasi saat ini," kata T-Mobile, Kamis (19/1/2023), tanpa menyertakan bahwa bukti peretas dapat menembus jaringan perusahaan. Dikatakan data pertama kali diakses pada atau sekitar 25 November 2022.

T-Mobile mengungkapkan telah melaporkan insiden peretasan itu ke lembaga penegak hukum dan lembaga federal, yang tidak disebutkan namanya. Mereka tidak menanggapi pertanyaan via surel yang berusaha menggali lebih dalam aksi peretasan tersebut.

Dalam beberapa tahun terakhir, T-Mobile telah mengalami serangkaian peretasan. Analis dari Moody’s Investors Service, Neil Mack, mengatakan, dengan adanya insiden terbaru, hal itu menimbulkan pertanyaan tentang tata kelola manajemen dunia maya T-Mobile. “Meskipun pelanggaran keamanan dunia maya ini mungkin tidak bersifat sistemik, frekuensi kemunculannya di T-Mobile merupakan hal yang mengkhawatirkan dibandingkan rekan-rekan telekomunikasi,” kata Mack.

Menurut Mack, serangkaian peretasan yang dialami T-Mobile bisa menarik pengawasan oleh Komisi Komunikasi Federal AS dan regulator lainnya. Pada Juli tahun lalu, T-Mobile setuju untuk membayar 350 juta dolar AS kepada para pelanggannya yang mengajukan gugatan class action. Gugatan itu muncul setelah T-Mobile mengungkapkan pada Agustus 2021 bahwa data pribadi, termasuk nomor jaminan sosial dan surat izin mengemudi telah dicuri. Hampir 80 juta penduduk AS terkena dampaknya.

Kala itu T-Mobile mengatakan, mereka akan menggelontorkan dana sebesar 150 juta dolar AS hingga 2023 untuk memperkuat keamanan data dan teknologi lainnya.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement