Senin 23 Jan 2023 21:13 WIB

Rusia akan Bahas Masalah Hubungan Bilateral dengan AS

Rusia akan melanjutkan pembicaraan tentang masalah dalam hubungan bilateral dengan AS

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov mengatakan, negaranya akan melanjutkan pembicaraan tentang masalah dalam hubungan bilateral dengan duta besar (dubes) baru Amerika Serikat (AS)
Foto: AP/US Mission Geneva
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov mengatakan, negaranya akan melanjutkan pembicaraan tentang masalah dalam hubungan bilateral dengan duta besar (dubes) baru Amerika Serikat (AS)

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov mengatakan, negaranya akan melanjutkan pembicaraan tentang masalah dalam hubungan bilateral dengan duta besar (dubes) baru Amerika Serikat (AS) untuk negara tersebut. AS telah menunjuk Lynne Tracy sebagai dubesnya untuk Moskow.

“Tampaknya, duta besar baru akan tiba, dan diskusi tentang topik ini (masalah dalam hubungan bilateral Rusia-AS) akan berlanjut dengannya,” ujar Ryabkov merujuk pada Tracy yang sebelumnya menjabat sebagai dubes AS untuk Armenia, Senin (23/1/2023), dilaporkan kantor berita Rusia, TASS.

Ryabkov mengungkapkan, Rusia telah mencatat sinyal dari AS bahwa salah satu tugas Tracy adalah “memperbaiki dan menormalkan kondisi kedutaan”. “(Tapi masih ada) perbedaan besar antara apa yang kami dan Amerika sarankan,” ucapnya.

Menurut Ryabkov, Rusia dan AS pun belum akan melanjutkan sesi konsultatif terkait Treaty on Measures for the Further Reduction and Limitation of Strategic Offensive Arms (New START). "Tidak sejauh ini. Situasi saat ini mengecilkan hati untuk menetapkan tanggal baru, terutama mengingat tren eskalasi ini, baik dalam tindakan maupun retorika AS," ujar Ryabkov saat ditanya apakah sudah ada tanggal baru untuk sesi konsultatif New START.

Dia menyebut, hingga saat ini AS masih terus memprovokasi Rusia. "Mereka (AS) menunggu saat reaksi kami dapat menyebabkan gangguan, yang pasti tidak akan terjadi, tetapi situasinya, suasananya, juga merupakan hal yang penting," katanya.

Awal 2021 lalu, Rusia dan AS sepakat memperpanjang masa keaktifan New START. New START adalah perjanjian kontrol senjata yang dijalin Moskow dan Washington sejak 2010. Masa aktifnya seharusnya berakhir pada 5 Februari 2021. Perjanjian itu melarang kedua negara mengerahkan lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir, membatasi rudal, dan pembom berbasis darat serta kapal selam yang mengirimnya.

Sebelumnya AS dan Rusia juga terikat dalam perjanjian Intermediate-range Nuclear Forces (INF). Perjanjian itu bubar setelah kedua negara saling tuding melanggar poin-poin kesepakatan. INF ditandatangani pada 1987. Ia melarang Washington dan Moskow memproduksi dan memiliki rudal nuklir dengan daya jangkau 500-5.500 kilometer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement