REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Kepala NATO pada Rabu (25/1/2023) menyambut keputusan Jerman dan Amerika Serikat (AS) untuk mengirim tank tempur Leopard 2 dan M1 Abrams ke Ukraina, sebuah kebijakan besar yang diambil setelah berbulan-bulan mendapat tekanan internasional.
Jerman akan memasok 14 tank Leopard 2 ke Kyiv, melatih pasukan Ukraina untuk menggunakan tank tersebut dan juga memberikan izin ke negara-negara Eropa lainnya yang ingin mengirim Leopard milik mereka.
Polandia telah meminta persetujuan untuk mengirim beberapa tank Leopard-nya ke Ukraina.
AS, sementara itu, akan mengirim 31 tank Abrams ke Ukraina, sementara pelatihan pasukan Ukraina akan dimulai "sesegera mungkin", kata Presiden Joe Biden.
“Saya sangat menyambut (Kanselir) Olaf Scholz dan otoritas Jerman dalam menyediakan tank Leopard 2 ke Ukraina berkonsultasi dengan Sekutu dan mitra NATO lainnya,” kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg di Twitter.
“Pada saat kritis dalam perang Rusia, ini dapat membantu Ukraina mempertahankan diri, dan menang sebagai negara merdeka,” tegas dia.
Menyusul pengumuman Biden, sekjen NATO mencuit; "Sekutu NATO bersatu dalam dukungan kami untuk pertahanan Ukraina. Bersama dengan Challenger Inggris dan Leopard 2 Jerman, ini dapat membuat perbedaan yang signifikan dalam melawan Rusia."
Secara terpisah, Stoltenberg mengatakan dia berbicara dengan Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson tentang cara untuk lebih meningkatkan dukungan mereka ke Ukraina.
“Kami juga membahas pentingnya menyelesaikan proses keanggotaan NATO Swedia,” ujarnya.