Jumat 27 Jan 2023 02:34 WIB

Satu Tewas dan Dua Luka-Luka dalam Serangan Udara di Kiev

Rusia menembakkan lebih dari 15 rudal jelajah ke arah Kiev.

File-Petugas membersihkan puing-puing setelah roket Rusia menghantam gedung bertingkat di kota Dnipro, Ukraina, Ahad, (15/1/2023).
Foto: AP Photo/Evgeniy Maloletka
File-Petugas membersihkan puing-puing setelah roket Rusia menghantam gedung bertingkat di kota Dnipro, Ukraina, Ahad, (15/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Satu orang tewas dan dua lainnya mengalami luka-luka di ibukota Ukraina, Kiev pada Kamis (26/1/2023), setelah peringatan serangan udara nasional diserukan di negara itu menyusul serangan udara oleh Rusia. Walikota Kiev Vitali Klitschko dalam pesan Telegram mengkonfirmasi korban tewas mengatakan mereka korban dari roket yang menghantam bangunan non-perumahan di distrik Holosiivskyi di Kiev.

Sebelumnya Klitschko mengatakan di Telegram bahwa ledakan terjadi di kota, mengimbau semua orang untuk mencari perlindungan. Ledakan dilaporkan terjadi di sejumlah wilayah di Ukraina, sementara peringatan serangan udara nasional diserukan di negara itu sehari sebelumnya.

Baca Juga

"Musuh (Rusia) menembakkan lebih dari 15 rudal jelajah ke arah Kiev. Berkat kerja hebat pertahanan udara, semua target dapat ditembak jatuh!," kata Kepala Administrasi Militer Kota Kyiv Serhiy Popko juga melalui Telegram.

Namun demikian, Popko memperingatkan bahwa bahaya serangan udara belum lewat dan mengimbau warga untuk tetap berada di perlindungan hingga sirine berhenti. 

Di tempat berbeda, Gubernur Vinnytsia Serhiy Borzov mengatakan melalui Telegram bahwa tidak ada laporan korban jiwa dalam serangan di wilayahnya.

"Dua fasilitas infrastruktur energi utama rusak di wilayah Odesa," kata Yuriy Kruk, kepala pemerintahan wilayah bagian tersebut.

Tidak ada peringatan dilaporkan di wilayah Krimea, yang dianeksasi secara ilegal oleh Rusia pada 2014. Peringatan serangan udara terdengar di Ukraina hampir setiap hari akibat serangan rudal dan drone yang menargetkan infrastruktur sipil dan energi negara.

Serangan semacam itu meningkat secara dramatis setelah ledakan pada Oktober lalu merusak Jembatan Kerch utama Rusia yang menuju Semenanjung Krimea.

 

sumber : Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement