REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia mengutuk keras penggunaan kekerasan oleh aparat keamanan Israel di Jenin. Pada Kamis (26/1/2023) pagi, sembilan warga sipil Palestina tewas dibunuh dalam penyisiran oleh pasukan Israel di kamp Jenin, Tepi Barat yang diduduki.
"Indonesia mengutuk keras. Tindakan brutal Israel ini akan semakin mempersulit tercapainya perdamaian di Timur Tengah," kata pernyataan Indonesia melalui Twitter resmi Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI pada Jumat (27/1/2023).
Indonesia juga menyerukan masyarakat internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak Israel menghentikan kekerasan mematikan terhadap warga Palestina. "Indonesia menyerukan PBB dan masyarakat internasional mendesak Israel agar menghormati hak-hak rakyat Palestina," kata pernyataan tersebut.
Dewan Keamanan PBB dilaporkan akan menggelar sesi darurat untuk membahas kekerasan Israel kepada rakyat Palestina usai tragedi Jenin yang merenggut nyawa warga sipil Palestina. Sesi darurat akan digelar hari ini, Jumat (27/1/12023) waktu setempat.
Beberapa waktu lalu ketika menghadiri sesi open debate Dewan Keamanan PBB di New York, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi juga mengajak dunia mencari solusi damai bagi Palestina. "2023 harus menjadi tahun kemajuan dalam menyelesaikan isu Palestina Menjadi tanggung jawab kita bersama untuk mengakhiri okupasi Israel selamanya," kata Menlu saat itu.
Indonesia berulang kali meminta Israel menghentikan provokasi, menghormati hukum internasional, dan melanjutkan proses damai untuk mencapai solusi dua negara, sesuai ketentuan internasional. Namun demikian, kekerasan terus berulang oleh pasukan keamanan Israel menargetkan warga Palestina.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengeklaim operasi pada Kamis (26/1/2023) di Jenin diperlukan untuk menghentikan ancaman teror yang kredibel. IDF mengatakan pasukan memasuki kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat utara untuk menggagalkan rencana serangan yang akan segera dilakukan oleh sel teror Jihad Islam setempat. "Kelompok itu telah menyiapkan bahan peledak dan senjata api," kata IDF.