Ahad 29 Jan 2023 13:45 WIB

6.364 Warga China Tewas karena Covid-19 Dalam Tujuh Hari

Serangan Covid telah mengakibatkan sekitar 80 ribu warga China tewas

 Pekerja medis berbicara  seorang wanita ketika menerima perawatan medis di lorong bangsal darurat di Beijing, Kamis, 19 Januari 2023. Sebanyak 6.364 warga China tewas karena terkena serangan Covid-19 dalam tujuh hari pada 20-26 Januari 2023.
Foto: AP/Andy Wong
Pekerja medis berbicara seorang wanita ketika menerima perawatan medis di lorong bangsal darurat di Beijing, Kamis, 19 Januari 2023. Sebanyak 6.364 warga China tewas karena terkena serangan Covid-19 dalam tujuh hari pada 20-26 Januari 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sebanyak 6.364 warga China tewas karena terkena serangan Covid-19 dalam tujuh hari pada 20-26 Januari 2023. Menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular China (CCDC) yang dirilis di Beijing, Ahad (29/1/2023), data kematian tersebut menurun jika dibandingkan dengan periode 13-19 Januari yang mencapai angka 12.658 kasus.

Dari 6.364 kasus kematian Covid-19 saat dalam perawatan di rumah sakit, 289 kasus akibat kegagalan sistem pernapasan dan 6.075 kasus sisanya memiliki penyakit bawaan. Serangan Covid tiga tahun terakhir telah mengakibatkan sekitar 80 ribu warga China tewas.

Baca Juga

Otoritas China menentukan kasus kematian Covid-19 berdasarkan hasil tes positif PCR sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan lembaga internasional lainnya. Pada Kamis (26/1) tercatat 215.958 orang dirawat di rumah sakit karena Covid-19, termasuk 26.156 dalam kondisi parah.

Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) pada 25 Desember 2022 memutuskan penghentian publikasi perkembangan data Covid-19. Beberapa negara menanggapi kebijakan tersebut dengan mengambil tindakan pembatasan kedatangan warga China.

WHO memaklumi sikap beberapa negara tersebut dan mendesak China bersikap transparan terkait dengan perkembangan data Covid-19. NHC sebagai otoritas kesehatan China memerintahkan CCDC menyampaikan laporan berkala tentang data perkembangan Covid-19.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement