Ahad 29 Jan 2023 19:45 WIB

PM Inggris Pecat Ketua Partai Konservatif dari Pemerintahan

PM Rishi Sunak menyebut telah terjadi pelanggaran serius terhadap Kode Menteri.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Didi Purwadi
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak.
Foto: AP/Frank Augstein
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak memecat ketua Partai Konservatif Nadhim Zahawi dari pemerintah pada Ahad (29/1/2023). Pemecatan itu usai hasil investigasi menemukan dia tidak cukup terbuka tentang penyelidikan pajak saat menjadi menteri keuangan.

''Menyusul selesainya penyelidikan Penasihat Independen, temuan yang dia bagikan kepada kami berdua jelas bahwa telah terjadi pelanggaran serius terhadap Kode Menteri,” kata Sunak dalam surat kepada Zahawi.

"Akibatnya, saya telah memberi tahu Anda tentang keputusan saya untuk mengeluarkan Anda dari posisi Anda di Pemerintahan."

Sunak awalnya berdiri di samping Zahawi sebelum memerintahkan penasihat independen untuk menyelidiki pertanyaan atas urusan pajak rekannya yang menjabat sebagai menteri tanpa portofolio atau jabatan. Tindakan ini diambil setelah terungkap bahwa Zahawi telah menyelesaikan penyelidikan oleh otoritas pajak Inggris HMRC tahun lalu.

Zahawi mengaku badan pajak memutuskan dia ceroboh dengan pernyataannya tetapi mengaku tidak sengaja membuat kesalahan untuk membayar pajak lebih sedikit. Hanya saja, penasihat independen Sunak Laurie Magnus mengatakan, bahwa Zahawi tidak menyatakan urusan pajaknya sedang diselidiki ketika diangkat menjadi menteri keuangan sementara tahun lalu. Dia pun dinilai gagal mengungkapkan rincian ketika Sunak mengangkatnya ke jabatannya saat ini.

Tanggapan Zahawi terhadap keputusan pemecatan oleh Sunak tidak menyebutkan penyelidikan HMRC atau penasihat independen. Dia menyatakan keprihatinan atas perilaku beberapa media dalam beberapa pekan terakhir dan dia akan mendukung agenda Sunak sebagai anggota parlemen.

"Saya minta maaf kepada keluarga saya atas kerugian yang telah mereka tanggung," kata Zajawi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement