REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Kementerian Luar Negeri Israel mempertimbangkan gagasan untuk merekrut bintang sepak bola Portugal, Cristiano Ronaldo, sebagai bagian dari upaya untuk mempromosikan normalisasi dengan Arab Saudi. Saat ini Ronaldo bermain untuk Al-Nassr Football Club di Saudi.
KAN News melaporkan, popularitas Ronaldo dan jumlah pengikutnya yang besar di media sosial dapat digunakan secara efektif oleh Israel dalam upaya normalisasi dengan Arab Saudi. Namun, Kementerian Luar Negeri masih mendiskusikan gagasan tersebut dan sejauh ini belum ada keputusan resmi.
Sebelum merekrut Ronaldo, Al-Nassr memiliki sekitar 800.000 pengikut di Instagram. Setelah Ronaldo bergabung jumlah pengikut klub sepak bola itu di Instagram mencapai 12,8 juta.
Ronaldo pindah ke Al-Nassr yang berbasis di Riyadh pada akhir Desember, dengan kontrak dua setengah tahun senilai lebih dari 200 juta dolar AS, termasuk kesepakatan komersial. Nilai itu disebut sebagai gaji terbesar dalam sejarah sepak bola.
Ronaldo sebelumnya telah muncul di beberapa iklan untuk perusahaan telekomunikasi Israel, HOT. Pada 2017, salah satu dari lima trofi Ballon d'Or milik Ronaldo dijual kepada orang terkaya Israel, Idan Ofer, dalam lelang amal untuk yayasan Make-A-Wish.
Wartawan Israel Gili Cohen mengaku skeptis atas gagasan menggaet Ronaldo untuk mempromosikan normalisasi Israel dengan Saudi. "Saya tidak berpikir bahwa perdamaian antara kedua negara bergantung pada Ronaldo. Masih ada beberapa hal yang lebih penting," ujarnya, dilaporkan Middle East Monitor, Rabu (8/2/2023).
Israel dan Saudi tidak memiliki hubungan diplomatik formal. Namun, ada spekulasi yang berkembang bahwa Arab Saudi akan mengikuti jejak UEA dan Bahrain untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyuarakan harapannya bahwa Saudi akan menjadi negara Arab berikutnya yang menandatangani Abraham Accord, sebagai landasan normalisasi. Pada Desember tahun lalu, Menteri Luar Negeri Saudi Adel Al-Jubeir mengatakan kepada Komite Yahudi Amerika bahwa normalisasi antara Arab Saudi dan Israel hanyalah masalah waktu.