REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Lahan di pemakaman Nurdağı di Provinsi Gaziantep, Turki yang perbatasan dengan Suriah sudah penuh terisi. Tidak akan ada lagi ruang untuk menguburkan korban tewas akibat gempa dahsyat yang melanda Turki dan Suriah pada awal pekan ini.
Kuburan yang baru digali ditandai dengan potongan kain robek yang dikumpulkan dari pakaian korban untuk mengidentifikasi mereka. Puluhan jenazah bertumpuk di atas deretan truk pikap, dan menunggu untuk dikuburkan.
Setidaknya lima imam telah bergegas ke Nurdağı untuk melakukan prosesi pemakaman massal tanpa henti. Terkadang para imam memimpin prosesi pemakaman untuk 10 korban sekaligus.
Pejabat membawa pengiriman peti mati dari desa-desa tetangga untuk menyediakan tempat peristirahatan terakhir bagi para korban.
“Empat puluh persen orang yang tinggal di kota ini bisa hilang,” kata Sadik Gunes, seorang imam di Nurdagi, di laporkan The Guardian, Jumat (10/2/2023).
Rumah Gunes berada di sebelah masjid yang runtuh. Karena tidak ada masjid, shalat jenazah secara massal di Nurdagi dan bagian selatan Turki lainnya dilakukan di luar ruangan.
“Saya sudah kehilangan hitungan berapa jenazah yang telah kami kubur sejak Senin. Kami memperluas pemakaman dan masih ada orang (yang terjebak) di bawah puing-puing. Kami menguburkan jenazah hingga larut malam dengan bantuan warga," kata Gunes.