REPUBLIKA.CO.ID, LISBON -- Puluhan ribu guru Portugal turun ke jalan ibu kota Lisbon. Ini salah satu unjuk rasa terbesar di negara itu dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah Sosialis menghadapi gelombang ketidakpuasan atas kenaikan biaya hidup.
"(Kami) sudah sejak lama diperlakukan dengan buruk," kata seorang guru bahasa Portugal Maria Coelho, sambil membentangkan spanduk bertuliskan "Respek" dalam demonstrasi yang digelar serikat FENPROF, Ahad (12/2/2023).
"Kami di sini hari ini dan akan semakin banyak yang datang ke sini," tambahnya.
Serikat mengatakan, diperkirakan lebih dari 100 ribu orang berpartisipasi dalam unjuk rasa. Polisi tidak mengungkapkan perkiraan jumlah demonstran. Ini ketiga kalinya dalam satu bulan guru dan pegawai sekolah menggelar unjuk rasa besar-besaran di Portugal.
Gaji guru paling rendah sekitar 1.100 euro atau sekitar Rp 16.205.000 per bulan. Tapi guru dengan gaji yang lebih tinggi tidak lebih di atas 2.000 euro. Mereka juga ingin pemerintah mempercepat kemajuan karier.
"Setiap hari dalam hidup saya, saya merasa dirampok," kata guru anak berkebutuhan khusus, Albertina Baltazar.
"(Kami ingin) profesi kami dihargai," tambahnya.
Menteri Pendidikan Joao Costa mengatakan, negosiasi dengan serikat guru masih berjalan. Mereka berharap dapat segera mencapai kesepakatan.
Satu tahun setelah perdana menteri dari sayap sosialis Antonio Costa memenangkan pemilihan parlemen, popularitasnya kian merosot. Terlebih lagi demonstrasi tidak hanya dilakukan guru tetapi juga banyak profesi lain.
Portugal salah satu negara Barat yang paling miskin, data pemerintah menunjukkan tahun lalu lebih dari 50 persen tenaga kerja menghasilkan kurang dari 1.000 euro per bulan. Upah minimum di negara itu sekitar 760 euro per bulan.
Sejak Kamis (9/2/2023) lalu serikat buruh terbesar di Portugal, CGTP menggelar sejumlah unjuk rasa dan mogok kerja di seluruh negeri. Mereka memprotes kenaikan harga dan mendesak pemerintah menaikan upah pekerja.
Perawat juga menggelar mogok kerja karena kurangnya kemajuan dalam karier. Bulan depan dokter berencana menggelar walk out selama dua hari.
Pada 25 Februari gerakan Fair Life mendorong rakyat menggelar unjuk rasa di Lisbon untuk memprotes krisis biaya hidup. Inflasi di Portugal mendekati titik tertingginya dalam tiga dekade terakhir.
Pada 2022 harga rumah di Portugal naik 18,7 persen, kenaikan tertinggi dalam tiga dekade. Uang sewa juga naik dengan signifikan. "Bila kami gigih dan bila kami tidak meninggalkan perjuangan saya yakin pemerintah akan benar-benar mendengar kami," kata guru sekolah dasar, Carlos Faria.