Sabtu 18 Feb 2023 20:51 WIB

Oknum di Jerman Bakar Bantuan Pakaian untuk Korban Gempa Turki-Suriah

Pelaku terlihat membobol supermarket tempat pakaian disimpan untuk korban gempa.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nidia Zuraya
Tim penyelamat mencari korban selamat di antara puing-puing sebuah bangunan yang hancur akibat gempa hebat di Kahramanmaras, Turkiye.
Foto: Xinhua/Mustafa Kaya
Tim penyelamat mencari korban selamat di antara puing-puing sebuah bangunan yang hancur akibat gempa hebat di Kahramanmaras, Turkiye.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kebakaran yang terjadi di kota Recklinghausen, Jerman, pada Senin (13/2/2023) lalu, menghanguskan bantuan berupa pakaian untuk korban gempa di Turki dan Suriah. Kuat dugaan ada oknum yang sengaja membakar berdasarkan rekaman video CCTV.

Dalam rekaman tersebut, pelaku pembakaran terlihat membobol sebuah supermarket tempat pakaian disimpan untuk korban gempa di Turki dan Suriah. Pembakar kemudian membakar pakaian yang telah disiapkan dan dikumpulkan oleh para sukarelawan. Bantuan pakaian ini diperkirakan bernilai ribuan dolar.

Baca Juga

"Impian kami untuk menyumbangkan pakaian dan dana ini hancur ketika dua anak laki-laki keturunan Eropa datang ke supermarket dan membakarnya," kata pria yang menjalankan toko, Vijay Raj, seperti dilansir Middle East Monitor, Sabtu (18/2/2023).

Belum dipastikan apakah serangan itu bermotivasi politik atau rasial, tetapi ada kecurigaan bahwa itu mungkin terjadi, karena Raj dan stafnya juga menemukan dua bendera Turki yang telah mereka gantung dilemparkan ke dalam api dan dibakar bersama sumbangan.

"Kami semua sangat sedih. Beberapa dari kami menangis karena kami menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengatur sumbangan dan menyusun paket perawatan. Tetapi karena kami adalah sebuah komunitas, orang-orang datang bersama setelah kebakaran untuk menyelamatkan apa yang kami bisa dan selamatkan," katanya.

Untungnya, kata dia, masih ada beberapa paket yang tidak tersentuh oleh oknum pembakar, karena letaknya yang berada di bagian belakang. Raj dan tokonya telah memutuskan untuk tidak lagi menerima sumbangan materi apa pun, seperti pakaian, untuk para korban gempa. Sebaliknya dia meminta orang-orang untuk menyumbangkan uang yang akan dia berikan kepada badan amal yang menangani para korban di lapangan.

Serangan itu terjadi pada saat Jerman, dengan populasi sekitar 2,9 juta orang Turki dan sekitar 924.000 orang Suriah, mengumumkan akan menawarkan visa sementara kepada kerabat migran Turki dan pengungsi Suriah yang ada, untuk memberi mereka tempat tinggal dari daerah yang terkena gempa bumi di Turki tenggara dan Suriah barat laut.

"Kami ingin mengizinkan keluarga Turki atau Suriah di Jerman untuk membawa kerabat dekat mereka dari daerah bencana ke rumah mereka tanpa birokrasi," kata Menteri Dalam Negeri Jerman, Nancy Faeser.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement