REPUBLIKA.CO.ID, MUENCHEN -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di sela-sela Konferensi Keamanan Muenchen pada Sabtu (19/2/2023). Pertemuan tersebut menandai tatap muka pertama antara pejabat senior kedua negara setelah kemunculan balon mata-mata Cina oleh wilayah AS.
"Baru saja bertemu dengan diplomat top RRC (Republik Rakyat Cina), Wang Yi," ujar Blinken menulis di Twitter.
“Saya mengutuk serbuan balon pengintai RRC dan menekankan hal itu tidak boleh terjadi lagi," ujarnya mengungkapkan pembahasan pertemuan.
Selain masalah balon tersebut, Blinken mengatakan, dia memperingatkan Cina agar tidak memberikan dukungan material ke Rusia. Permintaan tersebut mengacu pada perang di Ukraina yang akan memasuki tahun kedua pada 24 Februari 2023.
“Saya juga menekankan pentingnya menjaga jalur komunikasi yang terbuka,” ujar Blinken dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelum pertemuan itu, Wang menyatakan pada pekan lalu, balon yang terbang di wilayah AS itu adalah milik warga sipil. Benda tersebut membelok keluar jalur dan memasuki AS karena kekuatan hembusan angin.
“Kami meminta AS untuk menanganinya dengan tenang dan profesional berdasarkan konsultasi dengan pihak Cina,” kata saat mengonfirmasi kepemilikan balon itu.
“Sayangnya, AS mengabaikan fakta ini dan menggunakan jet tempur canggih, dan menjatuhkan balon dengan misilnya. Ini, menurut saya, tidak masuk akal dan histeris,” ujarnya.
Ketegangan ini pula yang membuat kunjungan Blinken ke Cina batal dilakukan. Namun, setelah itu pemerintah Joe Biden mencoba menenangkan suasana dengan tidak gegabah melabeli tiga kemunculan benda asing lain yang dilumpuhkan oleh militer AS di wilayah Amerika Utara sebagai milik Cina.