Selasa 21 Feb 2023 13:45 WIB

Bayi yang Baru Lahir dan Selamat dari Gempa Suriah Dipersatukan Kembali dengan Keluarga

Bayi yang baru lahir kehilangan kedua orang tuanya dalam gempa Suriah

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
 Khalil al-Sawadi melihat Afraa, bayi perempuan yang lahir di bawah reruntuhan akibat gempa bumi yang melanda Suriah dan Turki, di kota Jinderis, provinsi Aleppo, Suriah, Senin (20/2/2023). Afraa meninggalkan rumah sakit dan telah pergi ke rumah barunya bersama keluarga bibi dari pihak ayah.
Foto: AP Photo/Ghaith Alsayed
Khalil al-Sawadi melihat Afraa, bayi perempuan yang lahir di bawah reruntuhan akibat gempa bumi yang melanda Suriah dan Turki, di kota Jinderis, provinsi Aleppo, Suriah, Senin (20/2/2023). Afraa meninggalkan rumah sakit dan telah pergi ke rumah barunya bersama keluarga bibi dari pihak ayah.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS — Seorang anak bayi yang lahir di Suriah utara selama gempa dahsyat bulan ini dipersatukan kembali dengan bibi dan pamannya. Orangtua dan juga saudara kandung bayi tersebut, telah meninggal dunia dalam bencana gempa. 

Rekaman yang beredar luas di media sosial setelah gempa menunjukkan seorang penyelamat bergegas menuruni bukit puing sambil membawa bayi mungil yang tertutup debu. Bayi yang baru lahir itu kemudian diidentifikasi sebagai anak Abdallah dan Afraa Mleihan, yang meninggal dalam gempa bumi bersama anak-anak mereka yang lain di Kota Jandaris yang dikuasai pemberontak di Provinsi Aleppo, Suriah. 

Baca Juga

Bayi itu dirawat di Rumah Sakit Jihan lebih jauh ke barat di distrik Afrin, juga dikuasai oposisi, sampai petugas medis dapat memverifikasi identitas kerabatnya. 

Pada Sabtu (18/2/2023), bibi dari pihak ayah Hala dan pamannya melalui pernikahan Khalil Al Sawadi akhirnya menjemput keponakan mereka. Bayi itu kemudian diberi nama Afraa, setelah ibunya meninggal. 

"Gadis ini sangat berarti bagi kami karena tidak ada yang tersisa dari keluarganya selain bayi ini. Dia akan menjadi kenangan bagi saya, bibinya dan semua kerabat kami di desa ibu dan ayahnya," Sawadi kepada Reuters dilansir dari Gulf Today, Senin (20/2/2023). 

Dia menggendong Afraa, terbungkus selimut merah muda, di satu tangan dan putrinya yang baru lahir Ataa, terbungkus biru, di tangan lainnya. Ataa lahir tiga hari setelah gempa dan Sawadi mengatakan akan membesarkan mereka bersama. 

"Ada prosedur hukum untuk mengonfirmasi hubungan genetik, serta tes DNA," katanya kepada Reuters.  

Lebih dari 5.800 orang tewas di seluruh Suriah akibat gempa 6 Februari, sebagian besar di wilayah utara yang dikuasai oposisi yang telah mengalami pengeboman selama bertahun-tahun sejak konflik pecah di Suriah pada 2011. 

Jandaris, tempat tinggal Sawadi, adalah salah satu kota yang paling terpukul di bagian utara yang dikuasai pemberontak. Anak-anak lain telah menjadi yatim piatu di sana akibat gempa, setelah bertahan bertahun-tahun dari pengeboman dalam perang hampir 12 tahun yang melanda Suriah. 

Kota-kota yang dikuasai pemerintah juga rusak parah. Seorang wanita melahirkan seorang anak di kota Aleppo selama gempa bumi dan keduanya kini telah selamat, setelah ibu melahirkan itu berjuang seorang diri membawa bayi mungilnya dan kedua anak-anaknya yang masih kecil keluar dari gedung rumah sakit

 

Sumber: gulftoday  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement