Rabu 22 Feb 2023 09:36 WIB

Putin Tangguhkan Partisipasi Rusia dalam Perjanjian Pembatasan Senjata Nuklir dengan AS

Putin tegaskan hanya menangguhkan keikutsertaan, bukan menarik dari perjanjian nuklir

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Presiden Rusia Vladimir Putin telah memutuskan untuk menangguhkan partisipasi negaranya dalam Treaty on Measures for the Further Reduction and Limitation of Strategic Offensive Arms (New START).
Foto: Mikhail Klimentyev, Sputnik, Kremlin Pool Pho
Presiden Rusia Vladimir Putin telah memutuskan untuk menangguhkan partisipasi negaranya dalam Treaty on Measures for the Further Reduction and Limitation of Strategic Offensive Arms (New START).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin telah memutuskan untuk menangguhkan partisipasi negaranya dalam Treaty on Measures for the Further Reduction and Limitation of Strategic Offensive Arms (New START). Perjanjian yang dijalin dengan Amerika Serikat (AS) itu melarang kedua negara mengerahkan lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir, membatasi rudal, dan pembom berbasis darat serta kapal selam yang mengirimnya.  

“Saya harus mengatakan hari ini bahwa Rusia menangguhkan keikutsertaannya dalam New START. Saya ulangi, bukan menarik diri dari perjanjian, tidak, tapi hanya menangguhkan keikutsertaannya,” kata Putin saat memberikan pidato kenegaraan di Majelis Federal Rusia, Selasa (21/2/2023), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Baca Juga

Putin menekankan, sebelum kembali ke diskusi tentang isu melanjutkan tugas sebagai bagian dari New START, Rusia harus memahami dirinya sendiri, terutama terkait apa yang diperebutkan oleh negara anggota NATO seperti Prancis dan Inggris serta bagaimana persenjataan strategis mereka diperhitungkan.

“Dengan kata lain, potensi serangan keseluruhan dari aliansi tersebut,” ujar Putin.

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengatakan, penangguhan partisipasi Moskow dalam New START merupakan respons atas kebijakan anti-Rusia Amerika. “AS telah mendapatkan apa yang pantas untuk kebijakan anti-Rusianya yang bodoh, yaitu menangguhkan New START. Anda tidak dapat berperang melawan Rusia, sambil membuatnya tampak bahwa dengan masalah stabilitas strategis, itu adalah yang biasa. Layani Anda dengan benar!” tulis Medvedev di akun Twitter-nya.

New START adalah perjanjian kontrol senjata yang dijalin Moskow dan Washington sejak 2010. Masa aktifnya seharusnya berakhir pada 5 Februari 2021, tapi kedua negara sepakat memperpanjangnya. Perjanjian itu melarang kedua negara mengerahkan lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir, membatasi rudal, dan pembom berbasis darat serta kapal selam yang mengirimnya.

Sebelumnya AS dan Rusia juga terikat dalam perjanjian Intermediate-range Nuclear Forces (INF). Perjanjian itu bubar setelah kedua negara saling tuding melanggar poin-poin kesepakatan. INF ditandatangani pada 1987. Ia melarang Washington dan Moskow memproduksi dan memiliki rudal nuklir dengan daya jangkau 500-5.500 kilometer.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement