REPUBLIKA.CO.ID., BERLIN -- Perang di Ukraina merugikan ekonomi global lebih dari 1,6 triliun dolar AS tahun lalu, menurut sebuah penelitian yang dirilis pada Selasa kemarin oleh German Institute of Economics. Menurut riset tersebut, kerugian produksi global dapat mencapai 1 triliun dolar AS lagi atau lebih pada tahun 2023.
Penghitungan model lembaga ini didasarkan pada produk domestik bruto (PDB). Prakiraan jatuhnya Dana Moneter Internasional (IMF) menjadi dasar perhitungan dan estimasi.
Perkembangan aktual PDB pada 2022 dan ramalan untuk tahun 2023 dibandingkan dengan perkembangan yang diharapkan semula tanpa perang Ukraina pada akhir tahun 2021.
Perang telah menyebabkan gangguan pasokan dan produksi di seluruh dunia, kata penelitian tersebut.
Selain itu, harga energi telah meroket. Inflasi meningkat tajam di mana-mana, mengurangi daya beli konsumen.
"Mengingat prospek ekonomi yang tidak pasti, kenaikan biaya pembiayaan akibat kenaikan suku bunga di seluruh dunia dan kenaikan biaya barang modal, perusahaan di seluruh dunia menahan investasi mereka," tambah laporan tersebut.
Untuk tahun ini, penulis riset memperkirakan kerugian absolut akan sedikit lebih rendah daripada tahun 2022. Dikarenakan adanya pelonggaran pasar bahan baku dan energi global.